Selasa 29 Nov 2022 19:13 WIB

DD Gulirkan Layanan Psychologycal First Aid pada Anak-Anak Penyintas Gempa Cianjur

Kegiatan pendampingan PFA berlangsung pada dua sesi berbeda

Rep: umar mukhtar/ Red: Hiru Muhammad
Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa bersama tim relawan terus sisir para penyintas bencana gempa di Cianjur Jawa Barat, Selasa (22/11/2022).  DMC ikut tim SAR gabungan untuk pencarian korban yang tertimbun di beberapa titik di Kabupaten Cianjur .
Foto: Dompet Dhuafa
Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa bersama tim relawan terus sisir para penyintas bencana gempa di Cianjur Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). DMC ikut tim SAR gabungan untuk pencarian korban yang tertimbun di beberapa titik di Kabupaten Cianjur .

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dompet Dhuafa Banten turut mengerahkan Tim Aku Temanmu sebagai layanan pendampingan Psychologycal First Aid (PFA). Ini dilakukan sejak hari keempat pascaperistiwa gempa bumi Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11/2022).

Kegiatan pendampingan PFA berlangsung pada dua sesi berbeda. Giat PFA sesi pertama itu menyasar para penyintas di pengungsian, terutama anak-anak. Koordinator Tim PFA Aku Temanmu, Iqbal, menceritakan aksi PFA sesi pertama di pengungsian Kampung Pataruman RT 04/RW 08, Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresi.

Baca Juga

Dia mengatakan, sebanyak 90 orang penerima Manfaat yang terdiri dari 45 anak usia 4-11 tahun dengan rincian 18 perempuan dan 27 laki-laki. Mereka antusias ikut serta dalam giat PFA di sana.

"Kegiatan dimulai dengan ice breaking, lalu anak-anak kami minta untuk memperkenalkan dirinya, juga sebagai bentuk assesment emosi mereka, serta agar anak-anak dapat mengenali emosinya pada situasi saat ini. Kemudian mereka diajak untuk mengutarakan perasaannya melalui media bergambar (emoticon) yang sudah disediakan," kata Iqbal dalam siaran pers yang diterima, Selasa (29/11/2022).

Dia menambahkan, kondisi mereka pascagempa ini masih merasakan takut dan khawatir terhadap getaran atau gempa susulan. Beberapa anak juga menyampaikan, bahwa mereka marah karena terjadi gempa yang mengharuskan mereka untuk tinggal di tenda pengungsian. "Mereka juga merasa tidak bisa bermain dengan leluasa seperti biasanya," imbuhnya.

Hasil pre-test pada assesment tersebut menyebutkan kondisi penerima manfaat dalam kategori membutuhkan bantuan yaitu 27 orang, normal 10 orang, dan berdaya 8 orang. Kemudian hasil post-test menyebutkan kondisi penerima manfaat dalam kategori membutuhkan bantuan menjadi 6 orang, normal 21 orang, dan berdaya 18 orang.

"Setelah mengetahui kondisi perasaan mereka, kemudian kami mengajak bermain games dan memberikan hiburan yang dipandu oleh ikon badut untuk membuat perasaan anak-anak menjadi bahagia. Lalu ditutup dengan menari dan menyanyi bersama, serta distribusi logistik kudapan anak," kata Iqbal.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement