REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Berdasarkan studi terbaru oleh tim ilmuwan planet internasional, Mars disebut sempat memiliki cukup air pada 4,5 miliar tahun yang lalu dengan kedalaman 300 meter hingga 1 km di beberapa area. Studi ini dilakukan oleh para peneliti dari Institut de Physique du Globe de Paris (IPGP) Universitas Paris, Pusat Formasi Bintang dan Planet Universitas Kopenhagen (StarPlan), Institut Geokimia dan Petrologi (GeoPetro) di ETH Zürich, serta Institut Fisika Universitas Bern.
Mengutip Science Alert pada Selasa (29/11) penelitian itu menjelaskan planet terestrial yang mengalami periode dampak asteroid signifikan (Pengeboman Berat Akhir) setelah pembentukannya lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu. Dampak dari kegiatan ini diyakini menjadi penyusun kehidupan (molekul organik) yang terdistribusi ke seluruh tata surya.
Menurut peneliti, karena Mars tidak memiliki lempeng tektonik aktif seperti Bumi maka permukaannya tidak mengalami konveksi dan daur ulang yang konstan. Oleh karena itu, meteorit yang dikeluarkan dari Mars miliaran tahun yang lalu menjelaskan wawasan unik tentang proses Mars, tak lama setelah planet-planet tata surya terbentuk.
Hal itu didukung dengan pendapat dari rekan penulis Profesor Bizzarro dari StarPlan Center. Dijelaskannya, lempeng tektonik di Bumi menghapus semua bukti tentang apa yang terjadi dalam 500 juta tahun pertama sejarah planet Bumi.
“Lempeng terus bergerak dan didaur ulang kembali dan dihancurkan ke bagian dalam planet kita. Sebaliknya, Mars tidak memiliki lempeng tektonik seperti itu. permukaan planet menyimpan catatan sejarah paling awal dari planet ini,” kata Bizzarro.
Dalam hasil penelitian itu, ilmuwan menegaskan adanya kemungkinan kedalaman air antara 300 meter hingga 1 km di beberapa area. Jumlah itu jauh lebih besar dibanding kondisi saat ini di Bumi. Selain air, asteroid saat itu juga mendistribusikan molekul organik seperti asam amino (bahan penyusun DNA, RNA, dan sel protein) ke Mars selama Pengeboman Berat Akhir. Seperti yang dijelaskan Bizarro, ini berarti kehidupan bisa saja ada di Mars saat Bumi steril.
"Ini terjadi dalam 100 juta tahun pertama Mars. Setelah periode ini, sesuatu bencana terjadi bagi potensi kehidupan di Bumi. Diyakini bahwa terjadi tabrakan raksasa antara Bumi dan planet seukuran Mars lainnya. Itu adalah tabrakan energik yang membentuk Sistem Bumi-Bulan dan, pada saat yang sama, memusnahkan semua potensi kehidupan di Bumi,” jelas Bizarro.
Studi ini mirip dengan penelitian terbaru yang menggunakan rasio deuterium-ke-hidrogen meteorit Mars untuk membuat model evolusi atmosfer. Temuan mereka menunjukkan bahwa Mars mungkin tertutup lautan ketika Bumi masih berupa bola batu cair.