REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China siap untuk menjalin kemitraan yang lebih dekat dengan Rusia di bidang energi. Hal ini berpotensi membuat hubungan antara Washington dan Beijing semakin memanas.
“China siap bekerja sama dengan Rusia untuk menjalin kemitraan yang lebih erat dalam kerja sama energi. Kerja sama energi merupakan landasan penting dari kerja sama praktis antara China dan Rusia," kata laporan kantor berita resmi Xinhua mengutip surat yang ditulis Presiden Xi Jinping kepada Forum Bisnis Energi China-Rusia ke-4, pada Selasa (29/11/2022).
China adalah salah satu pelanggan terbesar minyak dan gas Rusia. Pada Oktober, China membeli minyak dan gas Rusia sebanyak dua kali lipat menjadi senilai 10,2 miliar dolar AS. Importir China memanfaatkan diskon yang ditawarkan oleh Moskow.
Washington, Eropa, dan Jepang memotong pembelian energi Rusia dan mengeluarkan negara itu dari sistem perbankan global sebagai pembalasan atas serangan Moskow ke Ukraina pada 24 Februari. Sanksi tersebut tidak melarang China, India, atau negara lain untuk membeli minyak dan gas Rusia. Tetapi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memperingatkan Xi bahwa Beijing akan menerima konsekuensi jika membantu Putin menghindari sanksi.
Hubungan Beijing-Moskow dingin selama era Soviet. Tetapi kedua belah pihak telah membentuk perkawinan politik kenyamanan sejak 1990-an. Mereka dipersatukan oleh rasa frustrasi yang sama atas dominasi AS dalam urusan global. Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan bersama, Xi dan Putin mengatakan bahwa mereka memiliki persahabatan "tanpa batas".