Rabu 30 Nov 2022 08:43 WIB

Ketua MUI Berdialog tentang Perdamaian dengan Tokoh Agama di India

Kiai Cholil menegaskan agama adalah sumber nilai dan kebaikan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI KH Cholil Nafis. Ketua MUI Berdialog tentang Perdamaian dengan Tokoh Agama di India
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI KH Cholil Nafis. Ketua MUI Berdialog tentang Perdamaian dengan Tokoh Agama di India

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis berdialog tentang pedamaian dalam seminar yang digelar di India Islamic Culture Center, New Delhi pada Selasa (29/11/2022). Dalam seminar ini, Kiai Cholil berdialog dengan para tokoh lintas agama.

“Seharian saya di India Islamic Culture Center New Delhi, India berdiskusi dalam seminar untuk umum dan dialog perdamaian antar pemuka agama. Hadir tokoh-tokoh lintas agama dan masyarakat,” ujar Kiai Cholil kepada Republika.co.id, Rabu (30/11/2022).

Baca Juga

Dalam kesempatan itu, Kiai Cholil menegaskan agama adalah sumber nilai dan kebaikan. Menurut dia, agama adalah penuntun hidup untuk bisa hidup berdampingan. “Islam sebagaimana namanya salam ialah pembawa perdamaian,” ucap kiai asal Madura ini.

Selain itu, Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok ini juga menyampaikan tentang bahaya ekstremisme. Menurut dia, masalah ekstremisme ini harus diselesaikan.

“Pada kesempatan ini saya sampaikan bahwa ekstremisme bisa terjadi pada agama apapun dan multifaktor. Makanya penyelesaiannya harus multidimensi. Namun dasarnya adalah pemahaman teks-teks agama yang benar dan original,” kata Kiai Cholil.

Dalam internal pemeluk Islam, menurut dia, MUI sendiri sedang berupaya mengarusutamakan wasathiyatul Islam, yang dasarnya adalah pemahaman agama yang komprehensif dan otentik. Kemudian, MUI juga menanamkan nilai persaudaraan, yaitu ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah.  

“Sebab pemahaman agama yang parsial dan fanatik akan melahirkan fanatisme buta dan melakukan kekerasan atas nama agama. Jelas ini bertentangan dengan semua ajaran agama dan harus dilawan oleh pemukan agama dengan memberi pemahaman yang utuh dan benar,” jelas Kiai Cholil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement