REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto akan melakukan evaluasi besar-besaran pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor. Sebab, Disdik Kota Bogor dinilainya lamban dalam menangani ambruknya ruang kelas SDN Bantarjati 9 beberapa waktu lalu.
Bima Arya mengatakan, evaluasi akan dilakukan terutama pada para kepala bidang (kabid) yang bertanggung jawab langsung terhadap kondisi fisik sekolah. "Kalau tidak mampu nggak usah jadi Kabid, kalau tidak mampu turun ke bawah tidak usah jadi Kabid," tegasnya, Rabu (30/11).
Bima Arya mengaku, sudah sering kali mengingatkan Disdik Kota Bogor untuk melakukan jemput bola dan mengaudit semua fisik bangunan sekolah se-Kota Bogor. Termasuk pada bangunan ruang kelas SDN Bantajati 9 yang ambruk, dimana sekolah ini mendapat renovasi terakhir kali pada 2004.
Menurutnya, Disdik Kota Bogor harus lebih cepat melakukan penanganan apabila ada laporan tekait bangunan sekolah rusak dan semacamnya. Sebab, bangunan ambruk bisa berakibat fatal dan membahayakan nyawa siswa dan guru.
"Disdik harus buat aplikasi langsung jadi begitu ada persoalan foto atau apa cek langsung dari online kondisinya seperti apa. Saya akan evaluasi besarbesaran, saya tidak mau ada lagi ruang sekolah yang ambruk karena ini masalah nyawa," tegasnya.
Di samping itu, terkait perbaikan ruang kelas yang ambruk di SDN Bantarjati 9 sudah dimasukan ke anggaran tahun 2023. Sementara ini, pihak sekolah mengatur jam belajar siswa dengan kelas yang ada.
"Ibu kepala sekolah mengatakan bisa diatur dibagi ruang kelasnya dan ini kan langsung dianggarkan di 2023, Rp 200 juta untuk perbaikan ini," ujarnya.
Sebelumnya, atap ruang kelas SDN Bantarjati 9 di Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor sempat ambruk dua kali pada 19 dan 25 November 2022. Tidak ada korban jiwa atau luka-luka dalam kejadian ini.
Diduga, penyebabnya karena kondisinya sudah lapuk. Tak hanya itu, curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu ini juga membuat atap menjadi ambruk.