Kamis 01 Dec 2022 06:05 WIB

Batu Nisan Ottoman, Sebuah Estetika yang Teruji Melewati Zaman

Batu nisan Ottoman mewakili biografi orang yang meninggal.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Batu nisan di makam Ottoman di Turki. Batu Nisan Ottoman, Sebuah Estetika yang Teruji Melewati Zaman
Foto:

Ada juga makam kuno dengan dua batu, milik wanita muda Fatma Müşerref Hanım dari Thessaloniki. Dia meninggal ketika dia bertunangan, itu mengapa di nisan kiri terdapat hiasan gaun pengantinnya.

Batu nisan sebelah kanan kuburan yang sama adalah sebatang bunga mawar yang patah, menandai kematian seorang anggota keluarga perempuan. Makam itu dibangun oleh ayahnya, Mustafa Fevzi Bey.

Makam berbagai tarekat sufi dan para darwisnya, juga dibedakan dengan warna kain dan penutup kepala yang berbeda. Simbol mereka telah ditambahkan ke batu nisan mereka. 

"Realitas kematian dipandang sebagai bentuk keseimbangan dalam hidup... dalam budaya kita kuburan memiliki nilai tinggi. Seseorang berdoa untuk almarhum ketika melewati makam. Hal yang membuat spesial tentang batu nisan dari periode Ottoman adalah estetika mereka. Pemakaman memiliki suasana yang hidup,” kata Associate Profesor Suleyman Berk.

Beberapa batu nisan memiliki warna berbeda untuk menggambarkan detail kehidupan seseorang. Misalnya, hijau adalah warna umum yang digunakan oleh para sarjana dan intelektual terkemuka dalam sains.

Sultan Ottoman tidak memiliki batu nisan, tetapi memiliki makam sendiri. Serban atau fez yang mereka kenakan diletakkan di atas makam mereka.

 

Taman peristirahatan spiritual yang dibuat oleh masyarakat Ottoman ini dirancang untuk mengenang almarhum serta budaya yang mereka miliki. Anda masih bisa menjumpai makam-makam tersebut saat ini, terutama di Istanbul.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement