REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ada cerita menarik dari Ali bin Abi Thalib saat hendak meminang putri Nabi Muhammad SAW, Fatimah. Cerita ini dikisahkan Al-Baihaqi dalam kitab Dala'il Al-Nubuwwah, yang dikutip dari buku terjemahan '150 Kisah Ali ibn Abi Thalib karya Ahmad Abdul 'Al Al-Thahthawi.
Suatu kali, pelayan perempuan Ali mengabarkan bahwa ada banyak orang yang datang untuk melamar Fatimah. Ali pun baru tahu, dan dia ditanya oleh pelayan itu, soal mengapa Ali tidak mendatangi Nabi Muhammad untuk melamar Fatimah. Ali ragu, sebab dia tidak punya apapun untuk menikahi Fatimah.
Pelayan tersebut meyakinkan Ali, jika dirinya yang melamar, tentu Nabi SAW akan setuju menikahkan putrinya. Hingga akhirnya, Ali mendatangi Rasulullah SAW dengan maksud untuk melamar putri beliau SAW, Fatimah. Namun, di depan Nabi SAW, mulut Ali tertutup rapat, dan tak bisa berkata-kata untuk membuka percakapan.
"Saat aku duduk di hadapan beliau, demi Allah, lidahku terasa kelu. Aku tidak mampu berkata-kata karena besarnya keagungan dan wibawa beliau," demikian kata Ali.
Di tengah kebekuan itu, Nabi Muhammad membuka percakapan, dengan melontarkan tanya, "Ada apa engkau datang kemari? Apakah ada keperluan?" Pertanyaan ini tidak dijawab Ali, sampai Nabi Muhammad SAW menyampaikan pertanyaan yang berbeda, yang sesuai dengan maksud kedatangan Ali.
Nabi SAW bertanya, "Apakah engkau ingin meminang Fatimah?" Barulah Ali membuka suara, "Iya." Nabi Muhammad kemudian menanyakan ihwal apakah Ali punya mahar, lalu Ali menjawab tidak. Nabi SAW pun menyinggung baju perang yang pernah diberikan beliau kepada Ali. "Ada padaku," kata Ali, saat ditanya di mana baju perang tersebut.
Nabi Muhammad lalu berkata, "Aku nikahkan engkau dengannya, bawalah (baju perang itu) kepadanya (Fatimah), dan halalkan dia dengannya (baju perang), karena baju perang itu akan jadi mahar Fatimah binti Rasulullah SAW."
Kemudian Ali pergi ke pasar dengan maksud untuk menjual baju perangnya kepada Utsman bin Affan dengan nilai 400 dirham. Uang pun diterima, dan Utsman menerima baju perang Ali. Namun setelah itu, Utsman menyerahkan kembali baju perang tersebut, sebagai hadiah darinya untuk Ali.
"Aku ambil baju dan uangnya, kemudian langsung menghadap Rasulullah SAW. Tiba di sana, aku meletakkan baju dan uangnya di hadapan beliau SAW. Aku juga cerita tentang kebaikan Utsman. Lalu Nabi SAW mendoakan kebaikan untuknya."