Rabu 30 Nov 2022 21:27 WIB

Menggalang Solidaritas untuk Palestina dan Dunia Islam

MUI gelar seminar peringati Bulan Solidaritas untuk Bangsa Palestina dan Dunia Islam

Red: Christiyaningsih
MUI menyelenggarakan seminar internasional dengan tema Menggalang Solidaritas untuk Palestina dan Dunia Islam.
Foto: Istimewa
MUI menyelenggarakan seminar internasional dengan tema Menggalang Solidaritas untuk Palestina dan Dunia Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) sesuai dengan visi dan misinya yang senantiasa turut memajukan perdamaian dunia pada Rabu (30/11/2022) menyelenggarakan seminar internasional dengan tema Menggalang Solidaritas untuk Palestina dan Dunia Islam. Seminar ini diadakan dalam rangka memperingati Bulan Solidaritas untuk Bangsa Palestina dan Dunia Islam.

Ketua Panitia Amirah Nahrawi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan tersebut. Ia menambahkan solidaritas kita pada Palestina harus berbentuk nyata yang salah satunya adalah dengan mendukung pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Hebron, Palestina. 

Baca Juga

Penyelenggaraan seminar bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) ini sangat tepat waktunya, di tengah situasi internasional yang sedang menghadapi beragam krisis, mulai dari krisis diakibatkan oleh pandemi Covid-19 yang masih melanda seluruh dunia, krisis lingkungan, krisis pangan dan energi yang diakibatkan oleh konflik dan perang terbuka yang melibatkan adidaya, hingga krisis persaudaraan umat manusia yang diakibatkan oleh kekerasan antar agama.

Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan dalam sambutannya menyampaikan harapan krisis-krisis tersebut tidak menggeser perhatian masyarakat dunia terhadap krisis di Palestina, terhadap nasib bangsa Palestina yang hingga abad 21 ini masih hidup di bawah penjajahan otoritas zionis Israel. Semangat untuk terus membantu bangsa Palestina tidak boleh kendor, yaitu semangat untuk membangun Rumah Sakit Indonesia di Hebron. Meskipun terdapat banyak kendala, tetapi diplomasi kemanusiaan ini tidak boleh kendor.

Menurutnya tekad membantu bangsa Palestina ini merupakan tekad bangsa Indonesia. "Kebutuhan biaya Rp 80 miliar itu kecil, apalagi sekarang sudah terkumpul Rp 27 miliar," kata Amirsyah.

MUI terus mendorong dan mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk membantu bangsa Palestina. "Kita juga mendoakan bangsa Palestina dan mendoakan tersebut sudah menjadi amalan seluruh bangsa Indonesia. Sekarang bangsa Palestina membutuhkan bantuan kemanusiaan, mari kita melaksanakan diplomasi kemanusiaan untuk saudara-saudara kita Bangsa Palestina. MUI siap dalam memfasilitasi penyaluran donasi dari seluruh bangsa Indonesia kepada bangsa Palestina," jelasnya.

Senior Vice President for Islamic Ecosystems Solution BSI Muhammad Syukron Habibi dalam kesempatan tersebut menyampaikan selamat kepada MUI yang terus bersemangat dalam misi perdamaian dan kemanusiaannya. Ia juga menyatakan kesiapan BSI untuk mendukung berbagai kegiatan MUI. 

Seminar internasional dibuka oleh Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI, Duta Besar Bunyan Saptomo selaku moderator. Dia menyatakan kegiatan ini sesuai dengan maksud dan tujuannya yakni untuk menggalang solidaritas untuk bangsa Palestina dan dunia Islam.

Oleh karena itu dihadirkan para narasumber yang akan berbagi semangat solidaritas. Mereka adalah Duta Besar Muhsin Syihab, Staf Ahli Menlu Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, dan Wali Kota Hebron Tayseer Abu Sneineh.

Duta Besar Muhsin Syihab dalam presentasinya antara lain menyampaikan posisi dasar Indonesia terkait isu Palestina. Bagi Indonesia isu ini merupakan mandat konstitusi yang mengamanahkan bahwa penjajahan di dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan keadilan.

"Jika kita tidak membantu Palestina maka kita secara hakiki telah menghianati Konstitusi kita," ujar Muhsin.

Digarisbawahi pula bahwa Indonesia selalu mendorong solusi komprehensif melalui perundingan multilateral yang kredibel untuk two-state solution sesuai parameter internasional. Disayangkan, berbagai upaya yang telah dilakukan selama ini sejak Camp David 1 (1979) hingga Abraham Accord (2021) sebanyak minimal 13 kali belum juga menghasilkan solusi damai yang permanen bagi bangsa Palestina.

Komitmen Indonesia bagi Palestina intinya adalah melalui empat jalur yakni politik, kemanusiaan, bantuan lain, dan rekonsiliasi. Melalui jalur politik, Indonesia sejak awal proklamasi kemerdekaan Palestina pada November 1988 telah mengakui kemerdekaan Palestina. Indonesia juga mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB dan terus menyuarakan isu Palestina di PBB dan forum lain seperti OKI dan GNB. 

Dalam jalur kemanusiaan, bantuan kemanusiaan Indonesia bagi bangsa Palestina disalurkan secara bilateral maupun melalui Lembaga multilateral seperti pada tahun 2020 melalui UNRWA (800 ribu dolar AS) dan ICRC (500 ribu dolar AS). Sedangkan pada jalur bantuan lain Indonesia telah menetapkan zero tariff bagi produk ekspor Palestina, mendukung proyek kemanusiaan pembangunan RS Indonesia di Hebron, dan perluasan Rumah Sakit Indonesia Indonesia di Gaza serta perbaikan beberapa bangunan sekolah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement