Kamis 01 Dec 2022 08:15 WIB

Muktamar ke-14 Nasyiatul Aisyiyah Siap Hasilkan Isu Strategis Memajukan Perempuan

Nasyiatul Aisyiyah mendorong perempuan memiliki peran strategis di berbagai bidang.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini. Muktamar ke-14 Nasyiatul Aisyiyah Siap Hasilkan Isu Strategis Memajukan Perempuan
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini. Muktamar ke-14 Nasyiatul Aisyiyah Siap Hasilkan Isu Strategis Memajukan Perempuan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasyiatul Aisyiyah bersiap melaksanakan gelaran Muktamar ke-14 pada 2-4 Desember 2022 di Kota Bandung. Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini mengatakan seharusnya muktamar dengan tema "Memajukan Perempuan, Menguatkan Peradaban" ini dilaksanakan pada 2020, namun tertunda karena pandemi.

"Beberapa pertimbangkan kami tidak melakukan muktamar secara online karena muktamar bukan hanya soal menyelesaikan tanggung jawab, tetapi juga menjalin ukhuwah," kata Diyah melalui keterangan tertulisnya, Rabu (30/11/2022).

Baca Juga

Memajukan perempuan disebut bukan dengan pemaknaan saat ini bukan perempuan mengalami ketertinggalan, akan tetapi saat ini perempuan sudah diberikan ruang aspirasi tapi masih ada aspek yang tertinggal. "Seperti jaminan hak, angka kekerasan, angka perceraian, dampak pandemi juga salah satunya banyaknya PHK yang dialami perempuan dan semua aspek ini perlu menjadi perhatian kita bersama," kata Dyah.

Diyah mengatakan, memajukan perempuan juga harus dilakukan dengan pelaksanaan sikap dan dibuktikan dengan kontribusi nyata oleh perempuan. Nasyiatul Aisyiyah sejak awal berdirinya merupakan wujud nyata dari terbuka luasnya ruang gerak bagi perempuan muda Muhammadiyah untuk bisa berkiprah berdakwah amar maruf nahi munkar. 

Diyah menjelaskan terkait menguatkan peradaban, bahwa peradaban konteksnya bukan hanya skala lokal tapi makna yang luas dan memiliki ruang waktu yang cukup lama. Itu termasuk memajukan kualitas perempuan yang merupakan bagian menguatkan peradaban.

Jelang satu abad, Nasyiatul Aisyiyah terus mendorong para perempuan agar memiliki peran strategis di berbagai bidang, termasuk merintis internasionalisasi. Nasyiatul Aisyiyah sebagain jawaban era revolusi industri yang menuntut manusia termasuk perempuan memiliki peran strategis di berbagai bidang.

Terpilihnya Bandung sebagai lokasi muktamar juga memiliki latar historis. Pada 1965 di Kongres Muhammadiyah ke-26 di Bandung, Nasyiatul Aisyiyah resmi menjadi organisasi otonom. Pada masa itu, pada 1965 sudah membuktikan Muhammadiyah memberikan ruang besar bagi perempuan untuk berkiprah.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement