Kamis 01 Dec 2022 11:42 WIB

Tiga Tahapan Materi Dakwah yang Diajarkan Nabi Muhammad

Ada tiga tahapan materi dakwah yang diajarkan Nabi Muhammad.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Tiga Tahapan Materi Dakwah yang Diajarkan Nabi Muhammad. Foto: Dakwah/ilustrasi
Tiga Tahapan Materi Dakwah yang Diajarkan Nabi Muhammad. Foto: Dakwah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pendakwah harus memiliki kesabaran dan istiqamah dalam menjalankan misi dakwahnya. Ia pun harus menyadari bahwa untuk mencapai tujuan keberhasilan dakwah ada proses panjang dalam menyampaikan pesan dakwah yang harus dilalui seorang da'i.

Dalam berdakwah seorang da'i hendaknya menyampaikan ajaran Islam secara bertahap. Terlebih kepada para mualaf atau pun kelompok masyarakat yang belum mengetahui tentang dasar-dasar dalam perkara akidah dan syari'at. Lalu bagaimana urutan materi atau pesan dakwah yang tepat untuk disampaikan.

Baca Juga

Para da'i dapat mencermati pesan Nabi Muhammad kepada sahabat Mu'adz bin Jabal yang hendak berangkat berdakwah ke negeri Yaman. Kala itu Mu'adz diutus untuk berdakwah kepada kaum ahli kitab di Yaman. Dalam catatan sejarah Mu'adz kemudian menjabat sebagai qadhi Yaman.

Pertama, menyeru untuk bertauhid kepada Allah SWT

Rasulullah berpesan kepada Mu'adz agar menjadikan materi dakwah pertama adalah agar mereka atau penduduk Yaman mentauhidkan Allah SWT. Maka dari itu bagi seorang da'i ketika menghadapi kelompok masyarakat yang belum mengerti tentang akidah atau pun menghadapi mualaf hendaknya materi yang disampaikan pertama adalah tentang tauhid kepada Allah. Seorang da'i dapat terlebih dulu mengenalkan pada rukun iman, mengenalkan dan mengajarkan tentang sifat-sifat yang wajib pada Allah, sifat-sifat yang Mustahil pada Allah, dan yang jaiz pada Allah.

Kedua, memberitahu dan membimbing melaksanakan kewajiban shalat lima waktu

Rasulullah SAW berpesan kepada Mu'adz bin Jabal bahwa bila penduduk Yaman telah sadar untuk bertauhid kepada Allah maka selanjutnya untuk memberitahu tentang kewajiban shalat lima waktu.

Maka hendaknya bagi seorang da'i untuk perlahan-lahan penuh kesabaran untuk membimbing jamaahnya agar dapat melaksanakan kewajiban shalat dan mengajarkan setiap rukun dan syaratnya. Da'i harus menyadari bahwa proses tersebut memerlukan waktu yang panjang dan tidak sebatas menggunakan metode ceramah di atas mimbar, namun membimbing praktik langsung tata cara shalat.

Selain ibadah shalat, dari pesan Rasulullah pada Mu'adz bin Jabal dapat dipahami bahwa seorang da'i juga dapat mengajarkan penuh keistqamahan tentang materi lain terkait ibadah terutama berhubungan langsung dengan Allah SWT.

Ketiga, menyeru untuk menunaikan zakat

Rasulullah SAW berpesan kepada Mu'adz bin Jabal bahwa bila penduduk Yaman telah mengerjakan shalat hendaklah mereka diberi tahu tentang kewajiban zakat yang  diambil dari yang kaya dan diberikan kepada yang miskin.  Jika mereka telah mengikrarkan yang demikian, Mu'adz diperintah untuk mengambil zakat. Namun demikian Mu'adz diperingatkan untuk selanjutnya menjaga harta, kehormatan para penduduk Yaman.

Setelah mampu melaksanakan mengerjakan shalat, maka hendaknya seorang dai mengajarkan kewajiban lainnya seperti berzakat bagi yang mampu. Selain itu mengajarkan tentang amal-amal lainnya yang berkaitan dengan hubungan sesama makhluk. Proses ini membutuhkan waktu, karenanya seorang da'i juga harus tetap bersabar. 

و حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي الْأَسْوَدِ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا مَعْبَدٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ يَقُولُ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَقُولُ لَمَّا بَعَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ إِلَى نَحْوِ أَهْلِ الْيَمَنِ قَالَ لَهُ إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ تَعَالَى فَإِذَا عَرَفُوا ذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ فَإِذَا صَلَّوْا فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً فِي أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ غَنِيِّهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فَقِيرِهِمْ فَإِذَا أَقَرُّوا بِذَلِكَ فَخُذْ مِنْهُمْ وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ

Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Abu Al Aswad telah menceritakan kepada kami Al Fadll bin Al 'Ala telah menceritakan kepada kami Ismail bin Umayyah dari Yahya bin Muhmmad bin Abdullah bin Shaifi ia mendengar Abu Ma'bad mantan budak Ibn Abbas, berkata, aku mendengar Ibn Abbas berkata, "Dikala Nabi SAW mengutus Mu'adz ke negeri Yaman, Nabi berpesan, "Wahai Mu'adz, engkau mendatangi kaum ahli kitab, maka jadikanlah materi dakwah pertama-tama yang engkau sampaikan adalah agar mereka mentauhidkan Allah Ta'ala. Jika mereka telah sadar terhadap hal ini, beritahulah mereka bahwa Allah mewajibkan lima shalat kepada mereka dalam sehari semalam. Jika mereka telah shalat, beritahulah mereka bahwa Allah mewajibkan zakat harta mereka, yang diambil dari yang kaya, dan diberikan kepada yang miskin, dan jika mereka telah mengikrarkan yang demikian, ambilah harta mereka dan jagalah harta mereka yang kesemuanya harus dijaga kehormatannya." (HR Bukhari)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement