REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA – Kepolisian federal Kanada mengatakan, mereka masih menyelidiki dugaan campur tangan China dalam urusan domestik negara tersebut, termasuk dalam penyelenggaraan pemilu. Hal itu diungkap dalam surat yang ditulis Komisaris Royal Canadian Mounted Police (RCMP) Brenda Lucki untuk komite parlemen Kanada, yakni The Standing Committee on Procedure and House Affairs, Rabu (30/11/2022).
Dalam surat itu, Lucki memaparkan tentang dugaan intervensi China dalam pemilu federal Kanada tahun 2019. Beijing disebut mendanai “jaringan klandestin” para kandidat. Namun Lucki mengatakan, kala itu pihaknya tidak memiliki bukti untuk membuktikan dugaan tersebut.
“RCMP dapat mengonfirmasi bahwa saat ini memang ada investigasi terhadap aktivitas campur tangan aktor asing yang lebih luas,” tulis Lucki dalam suratnya kepada The Standing Committee on Procedure and House Affairs.
RCMP juga mengatakan mereka sedang menyelidiki penggunaan kantor “ilegal” milik pemerintah China di Toronto yang digunakan untuk melakukan operasi kepolisian di tanah asing. Sebelumnya Beijing telah dengan tegas membantah adanya kantor semacam itu.
Menteri Keamanan Publik Kanada Marco Mendicino menolak mengomentari penyelidikan tertentu yang dilakukan RCMP. Namun dia mengatakan bahwa dugaan campur tangan asing ditangani dengan sangat serius. Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menilai, tuduhan yang disangkakan Kanada tidak berdasar.
“China tidak pernah mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan menentang negara mana pun yang mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Apa yang disebut campur tangan China dalam pemilu Kanada adalah murni fiktif dan omong kosong belaka,” kata Zhao dalam konferensi pers regular, Rabu.
Saat berbicara di House of Commons, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sempat menyampaikan bahwa badan intelijen Kanada telah berkali-kali menyoroti bahwa intervensi asing dalam urusan domestik negara tersebut adalah hal yang sedang berlangsung. “(Namun) warga Kanada dapat diyakinkan bahwa integritas pemilu kita dicampuri,” ucapnya.
Saat bertemu Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Bali, Trudeau sempat menyampaikan keluhan dan keprihatinannya terkait dugaan intervensi China dalam urusan domestik negaranya. “Saya telah mengangkat masalah campur tangan terhadap warga negara kami,” kata Trudeau saat memberikan keterangan pers tentang pertemuannya dengan Xi, 16 November lalu.
Trudeau menyampaikan kepada Xi bahwa mereka perlu membahas masalah tersebut. "Sangat penting bagi kami untuk terus membela hal-hal yang penting bagi warga Kanada," ucapnya.