REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Nguyen Thi Loc yang berusia 79 tahun bergabung dengan sekelompok siswa berambut abu-abu untuk belajar bahasa Inggris di sebuah rumah di Hanoi setiap Selasa. Pertemuan ini tujuannya untuk bersosialisasi dan menjaga ketajaman otaknya.
Kelas informal gratis ini diajarkan oleh Phung Thi Yen. Dia saat ini bekerja sebagai pekerja kantoran namun dilatih sebagai guru bahasa Inggris.
Kegiatan itu muncul ketika semakin banyak studi ilmiah menunjukkan manfaat belajar bahasa untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan kognitif, termasuk untuk kelompok lanjut usia.
Loc belum pernah belajar bahasa asing sebelumnya. Namun, dengan keterampilan yang baru diperolehnya, dia dengan teman-teman sekelasnya setuju bahwa tidak pernah terlalu tua untuk belajar bahasa Inggris.
Mereka membaca dengan lantang, mengulang ucapan setelah guru, dan menyanyikan lagu untuk mencoba menyempurnakan pelafalannya. "Lidah yang terpelintir, kata-kata dengan huruf yang diredam, kata-kata yang membuat kita harus mengerutkan bibir untuk mengucapkannya: hal-hal ini sangat sulit bagi kita", kata Loc.
Yen yang berusia 30 tahun mendirikan kelas empat tahun lalu dengan tujuan memberikan tempat bagi para lansia untuk dapat bertemu, bersosialisasi, dan mempelajari sesuatu yang baru. Lansia di Vietnam biasanya tinggal sendiri atau bersama anak-anaknya daripada di panti jompo.
Dengan dukungan tempat kerja, Yen mengambil cuti dari pekerjaannya untuk mengajar kelas Loc dan beberapa orang lainnya. Dia dan kelompok relawannya saat ini mengajar 200 siswa lanjut usia.
Yen mengatakan, murid-muridnya bekerja keras untuk mempelajari bahasa tersebut. Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang paling sering diajarkan di Vietnam setelah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah pada 1990-an.
"Nenek-nenek ini telah berusaha keras dan melakukan banyak upaya untuk sampai ke tempat mereka sekarang. Paling tidak, mereka telah membangun kosa kata yang cukup besar untuk diri mereka sendiri yang dapat mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari," kata Yen.
Loc mengatakan, ada saat-saat putus asa selama empat tahun mengikuti kelas. Namun, dia senang bisa memahami cucu-cucunya ketika berlatih berbicara dalam bahasa Inggris sambil mengerjakan pekerjaan rumah.
“Walaupun sudah tua, kita tetap harus berusaha belajar, karena belajar membantu otak,” ujarnya.