Kamis 01 Dec 2022 17:15 WIB

Pemprov Jabar Targetkan Tahun Depan, 2.156 Pesantren Ikuti Program OPOP

Program OPOP akan jadi salah satu solusi saat tahun depan dunia mengalami resesi

Sejumlah santri mengikuti kajian kitab kuning di Pondok Pesantren Jawa Barat, (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Sejumlah santri mengikuti kajian kitab kuning di Pondok Pesantren Jawa Barat, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), kembali membuat program One Pesantren One Product (OPOP). Bahkan, untuk pendaftaran OPOP 2023, Pemprov Jabar membuka pendaftaran lebih awal.

Menurut Kepala Dinas KUK Jabar, Kusmana Hartadji menjelaskan, pihaknya memajukan pendaftaran OPOP 2023 menjadi 1 Desember 2022 sampai 15 Februari 2023. Karena, tahun ini target pesantren yang mengikuti program OPOP lebih banyak.

Baca Juga

"Untuk program 2023, ya kami punya target 2.156 jadi untuk pendaftaran lebih awal seperti yang terlihat di IG memang pendaftaran dipercepat. Karena target kita memang cukup banyak jadi kita menyesuaikan," ujar Kusmana, kepada Republika, Kamis (1/12).

Kusmana mengatakan, saat sosialiasi pihaknya akan merangkul semua pesantren yang telah mengikuti program ini. Serta, pendamping juga sudah turun menginventarisir kembali pondok pesantren yang tidak pernah mengikuti OPOP.

"Kan syaratnya itu pesantren harus belum pernah mengikuti belum pernah terdaftar mengikuti OPOP. Lokasi pesantrennya, jelas di Jabar," katanya.

Kusmana optimistis, walaupun tahun ini target penerima program OPOP banyak, tapi tetap akan tercapai. Karena, tahun lalu pihaknya menargetkan 600 tapi yang mendaftar 900.

"Sekarang meningkat tinggi makanya kita sosialisasi masif. Karena kadang Pesantren tidak tahu informasi jadi kami terjun ke lapangan," katanya.

Kusmana menjelaskan, tahun ini pihaknya menargetkan penerima OPOP sangat banyak. Agar, bisa mencapai target di RPJMD sebanyak 5.000 penerima. Namun, pada 2019 sampai 2022 yang sudah tercapai baru 2800 pesantren.

"Jadi tinggal pekerjaan rumah kita di 2023 ya ngejar sisanya yang dua ribu lebih. Kami optimistis terkejar karena kita pembukaan sudah mulai biasanya kan Februari-Maret sekarang dipercepat," katanya.

Selain jumlah pesertanya yang ditambah banyak, kata Kusmana, pihaknya juga akan menambah jumlah pendamping yang sebelumnya hanya 237. Karena, jumlah pendamping ini tergantung jumlah peserta yang ikut. Satu pesantren, jumlah pendampingnya 10 sampai 15 Pesantren.

"Ya jumlah pendamping juga meningkat. Kami sudah mulai perekrutan pendamping mekanismenya dibuka di Januari," katanya.

Kusmana mengaku, anggaran OPOP tahun ini memang sedikit menurun dibandingkan dengan di awal-awal program. Untuk 2023, anggaranya sekitar Rp 35 hingga 40 miliar. Padahal, saat program ini baru pertama digulirkan anggarannya mencapai Rp 100 miliar. "Anggaran turun karena kami terus fokus ke penanganan Covid-19," katanya.

Karena anggarannya turun, kata dia, maka nilai bantuan pemenangnya juga turun. Untuk proses audisi dan tahapan tetap dilakukan tapi nilai modal usahanya berkurang.

"Saya punya rancangan kalau dulu nilai bantuan usahanya Rp 25 juta kalau sekarang Rp 10 sampai 12 jutaan. Agar peserta yang 2156 seluruhnya dapat modal usaha," katanya.

Kusamana yakin, program OPOP ini akan menjadi salah satu solusi saat tahun depan dunia mengalami resesi. Khusus Jabar, agak tenang dan optimistis tidak karena kita punya potensi lokal. Salah satunya produk Pesantren UMKM.

"Apalagi dilihat dari kemarin OPOP ini mendorong ketahanan pangan daerah karena banyak di pertanian jadi masyarakat tinggal beli di lokal," katanya.

Untuk program one pesantren one product (opop) 2022, kata dia, telah memasuki babak akhir yakni temu bisnis dan penyerahan audisi tahap iii atau tingkat provinsi. Pada Senin, 28 november 2022 bertempat di Pontren Annur kota bekasi digelar kegiatan temu bisnis dan pameran opop 2022 serta penyerahan hadiah atau bantuan modal bagi 3 (tiga) pontren juara audisi tahap iii atau juara provinsi yang besarnya Rp 400 juta.

Acara yang dibuka Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada temu bisnis dihadiri 77 offtaker menghasilkan transaksi sebesar rp42,1 miliar. Pada kesempatan ini pula terjadi MoU antara Ponpes Asy Syatibiyyah dengan beberapa mitra dengan nilai Rp 5,27 miliar plus 180.000 US dolar, diantaranya produk telur yang akan diekspor yangon myanmar. Mou Ponpes Mahabaturosul dengan lintas global utama dengan nilai  Rp 9 miliar produk diekspor ke beberapa negara seperti Korsel dan lain-lain.

Dalam acara tersebut, Pemprov Jabar pun mengumumkan pondok pesantren yang menjadi juara tingkat provinsi pada program OPOP 2022, yakni pondok pesantren persis 259 Kab Bandung, pesantren Binaul Ummah Kab kuningan, dan juara 3 Pesantren Al-masthuriyah Sukabumi, Kab Sukabumi.

Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, selain mendapatkan bantuan modal, pesantren yang menjadi juara tingkat provinsi akan memamerkan produknya di luar negeri. Hal itu dilakukan untuk memperluas pasar produk-produk terbaik OPOP.

"Produk OPOP terbaik kami kirim juga ke luar negeri untuk pameran agar produk OPOP menglobal. Pada 2019 produk OPOP hadir di pameran di turki, 2021 produk OPOP hadir di Dubai, bahkan ekspor ke Dubai untuk jengkol, manggis, fashion dan sarung. Pada 2022 produk OPOP hadir  di Milan dan  pameran di Turki," paparnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement