Kamis 01 Dec 2022 19:08 WIB

Infokom MUI Dorong Penguatan Islam Wasathiyah di Dunia Digital 

Perkembangan dunia informasi berbasis digital tak bisa dihindari.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Gedung MUI
Foto: MUI
Gedung MUI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia melalui Komisi Informasi dan Komunikasi MUI terus berupaya untuk menyebarkan dan memperkuat nilai-nilai Islam Wasathiyah dalam ruang-ruang digital. Untuk itu pada Rabu (30/11) Infokom MUI menggelar halaqah tentang Membangun Kesalehan Digital dan Spiritualitas Generasi Milenial secara daring. 

Ketua Infokom MUI, KH. Mabroer mengatakan perkembangan dunia informasi berbasis digital sebuah keniscayaan yang tak bisa dihindari. Karena itu organisasi-organisasi Islam memberikan atensi khusus terhadap perkembangan teknologi digital sebagai upaya untuk menyebarkan nilai-nilai Islam Wasathiyah di dunia digital dengan membentuk Mujahid digital. Menurut kiai Mabroer para mujahid digita adalah para kaum milenial yang memiliki kemampuan dan memiliki literasi digital. Mereka diharapkan menjadi agen perubahan sekaligus penguatan nilai-nilai Islam wasathiyah.

Baca Juga

"Karena ternyata sumber informasi keislaman yang kita anggap sebagai penyimpangan yang kemudian menimbulkan salah tafsir salah paham kemudian membentuk sikap-sikap, yang ekstrim yang radikal itu justru bersumber dari digital. Misalnya medsos dan lainnya. Dari kesadaran itulah kemudian khusus di MUI kita bentuk Mujahid digital," kata kiai Mabroer kepada Republika,co.id pada Kamis (1/12/2022).

Mujahid digital dilakukan secara berkelanjutan dengan penguatan dari berbagai lini dan jaringan seperti dunia kampus, pesantren, sekolah dan lainnya. Selain itu dengan menggandeng komunitas, pegiat konten di media sosial. Kiai Mabroer mengatakan penguatan nilai-nilai Islam di dunia digital sangat mendesak dilakukan di tengah ancaman terhadap keutuhan NKRI.

Menurutnya populasi warga Indonesia mayoritas adalah kaum milenial yang identik dengan dunia digital. Secara umum kaum milenial Indonesia sangat aktif dalam menggunakan dan berinteraksi di dunia digital. Sementara model dakwah di Tanah Air masih lebih cenderung konvensional. Belum banyak para pendakwah yang mengisi ruang-ruang digital untuk menyampaikan penguatan nilai-nilai Islam Wasathiyah. Dampaknya banyak pengguna digital tak menjunjung akhlak dalam berkomunikasi di media digital. 

"Dari kepentingan itulah MUI melalui komisi Infokom kita menggerakkan Mujahid digital. Ini tentu saja generasi milenial. Ada mahasiswa, pelajar, santri.Mereka akan mengembangkan dengan cara mereka. Kita kasih panduan yang makro," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement