Jumat 02 Dec 2022 01:01 WIB

China Perlunak Pernyataan Tentang Keparahan Covid-19

Pejabat China mengatakan kemampuan virus corona menimbulkan penyakit mulai melemah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
 Petugas kesehatan sukarela berjaga di pintu masuk kompleks perumahan dengan kasus terkonfirmasi di Beijing, China, Rabu, 30 November 2022. Menurut Komisi Kesehatan Nasional, China telah melaporkan 37.828 kasus COVID-19 baru pada 29 November, sedikit turun dari hari sebelumnya, di antaranya 1.282 kasus baru yang ditularkan secara lokal terdeteksi di Beijing, karena negara tersebut terus menahan wabah di beberapa kota seperti Guangzhou dan Chongqing di selatan.
Foto: EPA-EFE/WU HAO
Petugas kesehatan sukarela berjaga di pintu masuk kompleks perumahan dengan kasus terkonfirmasi di Beijing, China, Rabu, 30 November 2022. Menurut Komisi Kesehatan Nasional, China telah melaporkan 37.828 kasus COVID-19 baru pada 29 November, sedikit turun dari hari sebelumnya, di antaranya 1.282 kasus baru yang ditularkan secara lokal terdeteksi di Beijing, karena negara tersebut terus menahan wabah di beberapa kota seperti Guangzhou dan Chongqing di selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China memperlunak pernyataan tentang keparahan Covid-19 dan melonggarkan sejumlah peraturan virus corona meski angka kasus infeksi tembus rekor. Hal ini dilakukan setelah unjuk rasa menentang pada peraturan Covid-19 paling ketat di dunia.

Beberapa kota di perekonomian terbesar kedua di dunia itu mulai mencabut sejumlah penutupan wilayah di beberapa distrik dan mengizinkan bisnis dibuka kembali. Di sisi lain wilayah tersebut masih melaporkan jumlah kasus infeksi.

Baca Juga

Pada Kamis (1/12/2022) pelonggaran peraturan yang diumumkan pihak berwenang kesehatan tidak menyinggung unjuk rasa yang dilakukan di berbagai belahan kota di China. Unjuk rasa dilakukan mulai dari aksi nyala lilin di Beijing sampai bentrokan antara demonstran dan polisi di Guangzhou dan pabrik iPhone di Zhengzhou pekan lalu.

Unjuk rasa anti peraturan Covid-19 menjadi pembangkangan sipil terbesar di China Daratan sejak Presiden Xi Jinping berkuasa satu dekade yang lalu. Selain itu juga bertepatan saat ekonomi China memasuki era baru karena mengalami perlambatan paling buruk sejak beberapa puluh tahun terakhir.

Meski kasus infeksi tembus rekor, Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan yang mengawasi kebijakan Covid-19 mengatakan kemampuan virus corona menimbulkan penyakit mulai melemah.

"Negara menghadapi situasi baru dan tugas baru dalam pencegahan dan pengendalian epidemi karena patogenisitas virus Omicron melemah, semakin banyak masyarakat yang divaksin dan pengalaman mengidap virus terakumulasi," kata Sun dalam pernyataan yang dikutip media pemerintah.

Sun juga mendorong "optimalisasi" kebijakan tes, pengobatan dan karantina Covid-19. Pernyataan melemahnya patogenisitas bertolak belakang dengan pesan yang disampaikan pemerintah sebelumnya tentang virus yang mematikan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement