REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan mencatat terjadi peningkatan penderita penyakit Tuberkulosis (TBC) atau TB setiap tahun, khususnya pada tiga tahun terakhir. Jumlah penderita pada tahun 2018 tercatat sebanyak 18 ribu kasus. Sedangkan tahun 2019, naik hampir 19 ribu kasus. Lalu pada tahun 2020, angkanya turun hanya 12 ribu.
Tahun selanjutnya yakni 2021, angkanya mulai naik menjadi 15.103 kasus dan hingga Januari-Oktober tahun ini sudah menyentuh 15.298 kasus. "Meningkat karena kita memang lagi bergerak mencari. Mungkin dulu tidak terlalu kelihatan, tetapi sekarang ini karena kita lagi gencar menemukan dan mengobati maka kasusnya terlihat banyak," kata Rosmini.
Rosmini menegaskan bahwa pihaknya tengah gencar memberantas TB. Bahkan, gencar mencari penderita TB agar bisa ditangani lebih cepat. Rosmini mengungkapkan, perlu perhatian bersama karena TB harus dicegah, diperiksa, karena sangat menular. Pencegahan dengan masker misalnya, merupakan satu langkah mudah dilakukan.
"Di lapangan, tim melakukan edukasi, skrining, dan testing. Selanjutnya diobati disertai dengan pengawasan dan didampingi menjalani perawatannya sampai tuntas," jelasnya.
Ia menjelaskan, penyakit TB dapat sembuh dengan durasi waktu hingga enam bulan, sehingga ini yang perlu dipahami lebih jauh. Ketika seorang sudah mengalami batuk selama dua pekan, maka sudah harus diperiksakan.
"Ini yang belum banyak memahami. Kan bisa sembuh, yang penting dia patuh dan jangan ada treatment yang putus, karena bisa resisten. Enam bulan sudah bisa," jelasnya.