Jumat 02 Dec 2022 09:04 WIB

Jawaban Potensi Krisis, Sudirman: Politik Kerja Sama dan Kerja Sama Politik

Politik ke depan harusnya politik dengan watak sosial yang tinggi dan peka

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyebut ancaman krisis mendatang harus dijawab dengan politik kerja sama dan kerja sama politik.
Foto: Dok BM 400
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyebut ancaman krisis mendatang harus dijawab dengan politik kerja sama dan kerja sama politik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Institut Harkat Negeri, Sudirman Said, mengatakan dalam potensi ancaman krisis yang akan dihadapi, maka solusinya adalah dengan politik kerja sama dan kerja sama politik.

Sudirman mengatakan berbagai potensi krisis akan datang pada 2023, baik yang dipicu oleh krisis kesehatan karena pandemi global Covid-19 , perubahan iklim maupun perubahan geopolitik sebagai akibat dari potensi krisis pangan, energi dan air.

"Ada yang secara spesifik telah mengatakan tiga krisis, yakni energi, pangan dan keuangan. Ada pula yang mengatakan sebagai krisis keamanan, ekonomi dan lingkungan,” kata Sudirman, Jumat (2/11/2022).

Kondisi-kondisi ini, menurut mantan menteri ESDM ini, merupakan tantangan yang akan berpotensi menurunkan kualitas kesejahteraan umum, dan pada sisi yang lain akan memicu penurunan kualitas kohesi sosial, dan berbagai dampak ikutannya. Termasuk, kata Sudirman, penurunan kinerja demokrasi dan hukum. 

"Oleh sebab itulah, yang sangat mendesak untuk dimunculkan adalah politik kerjasama dan kerjasama politik,” ungkap Sudirman.

Dijelaskannya, politik kerjasama adalah keinginan dari seluruh kekuatan bangsa untuk meletakkan kepentingan nasional sebagai ujung pencapaian. Hal ini akan mendorong lahirnya pemikiran dan tindakan yang sejauh mungkin mengurangi kompetisi. "Pada sisi yang lain kemampuan untuk menemukan persamaan akan lebih mengemuka ketimbang kemampuan menemukan perbedaan,” kata Sudirman.

Adapun kerjasama politik adalah kesadaran bahwa hanya dengan kerjasama, atau bergotongroyong, maka segala masalah bangsa akan dapat diatasi. "Tentu hal ini hanya mungkin jika seluruh kekuatan politik telah membangun kesadaran bersama untuk bekerja dengan arah yang dipandu oleh kepentingan nasional,” papar dia.

Hanya kerja sama yang didasarkan pada  sikap saling menghormati dan sikap saling percaya, kata Sudirman, maka masalah-masalah yang ada dihadapi akan bisa diatasi. Baik itu, penuntasan pandemi global Covid19, pemulihan pascabencana Cianjur, potensi krisis pangan, dan berbagai tantangan lain akan dapat diatasi.

"Kita berharap politik ke depan adalah politik dengan watak sosial yang tinggi dan peka atas keadaan hidup masyarakat,” ungkap dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement