Jumat 02 Dec 2022 17:21 WIB

Angkatan Bersenjata Ukraina Kehilangan 30 Ribu Pasukan Sejak Invasi Rusia

Belum ada perundingan politik untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Prajurit Ukraina menembak ke arah posisi Rusia di garis depan dekat Kherson, Ukraina selatan, Rabu, 23 November 2022. Penarikan Rusia dari satu-satunya ibu kota provinsi yang diperolehnya dalam sembilan bulan perang adalah salah satu kekalahan Moskow yang paling signifikan di medan perang. Sekarang pasukannya memegang garis depan baru, militer Ukraina mengatakan melalui seorang juru bicara, tentara sedang merencanakan langkah selanjutnya.
Foto: AP Photo/Bernat Armangue
Prajurit Ukraina menembak ke arah posisi Rusia di garis depan dekat Kherson, Ukraina selatan, Rabu, 23 November 2022. Penarikan Rusia dari satu-satunya ibu kota provinsi yang diperolehnya dalam sembilan bulan perang adalah salah satu kekalahan Moskow yang paling signifikan di medan perang. Sekarang pasukannya memegang garis depan baru, militer Ukraina mengatakan melalui seorang juru bicara, tentara sedang merencanakan langkah selanjutnya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Belum ada perundingan politik untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina yang dimulai 24 Februari lalu. Rusia menyebut invasinya sebagai "operasi militer khusus" yang bertujuan untuk melucuti senjata dan menyingkirkan pemimpin nasionalis berbahaya negara itu.

Ukraina dan Barat menyebut invasi Rusia sebagai perebutan wilayah imperialis. Perang itu telah menewaskan ribuan warga sipil Ukraina dan tentara kedua belah pihak.

Baca Juga

Di stasiun televisi Ukraina, Kamis (1/12/2022) penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan Angkatan Bersenjata Ukraina sejauh ini telah kehilangan 10 sampai 30 ribu pasukannya.

"Kami tidak akan meminta rakyat Ukraina mengkompromikan hal yang tidak bisa mereka terima, karena mereka sangat berani," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron usai bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Washington, Jumat (2/12/2022).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunggah pidato pada Kamis malam untuk menandai 1 Desember sebagai hari referendum kemerdekaan 31 tahun yang lalu. Saat rakyat Ukraina memilih melepaskan diri dari Uni Soviet.

"Hasrat kami hidup dengan merdeka, tidak akan rusak, rakyat Ukraina tidak pernah lagi menjadi batu kecil bagi kekaisaran tertentu," kata Zelenskyy.

Beberapa jam kemudian pasukan Rusia menembaki gedung di Kota Zaporizhzhia yang masih dikuasai Ukraina. Pejabat kota Anatoly Krutyev mengatakan serangan itu mengakibatkan kebakaran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement