Jumat 02 Dec 2022 18:38 WIB

Ukraina Jaga Ketat Jalur Komunikasi

Serangan Rusia kerap mematikan listrik dan jalur komunikasi di Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto momen ketika lampu di sebuah rumah sakit padam saat dokter Oleh Duda melakukan operasi yang rumit dan berbahaya pada pasien yang berdarah di rumah sakit di kota barat Lviv, Ukraina, Selasa, 15 November 2022. Serangan dahsyat Rusia pada jaringan listrik Ukraina telah membebani dan mengganggu sistem perawatan kesehatan negara itu, yang telah dirusak oleh korupsi selama bertahun-tahun, salah urus, pandemi COVID-19, dan perang sembilan bulan.
Foto: Oleh Duda via AP
Foto momen ketika lampu di sebuah rumah sakit padam saat dokter Oleh Duda melakukan operasi yang rumit dan berbahaya pada pasien yang berdarah di rumah sakit di kota barat Lviv, Ukraina, Selasa, 15 November 2022. Serangan dahsyat Rusia pada jaringan listrik Ukraina telah membebani dan mengganggu sistem perawatan kesehatan negara itu, yang telah dirusak oleh korupsi selama bertahun-tahun, salah urus, pandemi COVID-19, dan perang sembilan bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina berjuang untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka selama perang. Pasukan insinyur dari perusahaan telepon negara itu telah dikerahkan untuk membantu publik dan pembuat kebijakan tetap berhubungan selama serangan rudal Rusia.

Di masa damai, para insinyur sering bekerja sepanjang waktu untuk memelihara atau memulihkan layanan telepon. Setelah serangan Rusia mematikan listrik yang biasanya digunakan menara ponsel, mereka menyalakan generator untuk menjaga agar menara tetap menyala.

Baca Juga

"Saya tahu orang-orang kami, rekan-rekan saya, sangat lelah, tetapi mereka termotivasi oleh fakta bahwa kami sedang melakukan hal yang penting," kata insinyur di perusahaan telekomunikasi Ukraina Kyivstar, Yuriy Dugnist. 

 
Kyivstar adalah perusahaan terbesar dari tiga perusahaan telepon seluler utama Ukraina. Kyivstar memiliki sekitar 26 juta pelanggan atau setara dengan sekitar dua pertiga populasi negara itu. Untuk memenuhi kebutuhan komunikasi pelanggan tersebut, Dugrist dan rekan kerjanya menawarkan sekilas tentang rutinitas harian baru yang melibatkan penggunaan aplikasi di ponsel untuk memantau menara telepon mana di wilayah ibu kota yang menerima listrik.
 
Satu entri berbunyi, dalam bahasa Inggris, "Low Fuel." Para tim ini pun berhenti di pom bensin sebelum melanjutkan pekerjaan dan mengisi delapan jerigen 20 liter dengan bahan bakar diesel. Bahan bakar ini untuk tangki besar di bawah generator yang meneruskan daya ke menara sel setinggi 50 meter di sebuah desa pinggiran kota yang tidak memiliki listrik selama berhari-hari.

Wilayah itu adalah salah satu dari banyak kota di Ukraina yang memiliki listrik terputus-putus atau tidak sama sekali. Kondisi ini terjadi setelah beberapa serangan Rusia menargetkan infrastruktur negara khususnya pembangkit listrik.

Generator diesel dipasang di kaki menara ponsel jauh sebelum invasi, tetapi jarang dibutuhkan. Banyak negara Barat telah menawarkan generator dan trafo serupa untuk membantu Ukraina menjaga agar listrik tetap berjalan sebaik mungkin setelah serangan Rusia.

Setelah pemadaman darurat yang dipicu oleh serangkaian serangan Rusia pada 23 November, menurut Dugrist, Kyivstar mengerahkan 15 tim insinyur secara bersamaan dan memanggil semua cadangan anggota tim untuk memecahkan masalah 2.500 stasiun bergerak di area layanan mereka. 

 
Ketegangan akibat perang pada jaringan telepon seluler Ukraina dilaporkan telah menaikkan harga alternatif telepon satelit seperti sistem Starlink Elon Musk. Sinyal satelit ini telah digunakan militer Ukraina selama konflik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement