REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan BKKBN Jawa Timur (Jatim) berbagi pengalaman terkait penanganan stunting dan pelaksanaan Program Pembagunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
"Dengan berbagi informasi dan pengalaman ini, kami bisa saling belajar terkait Bangga Kencana dan upaya Percepatan Penurunan Stunting (PPS)," kata Kepala BKKBN Sulsel Hj Andi Ritamariani dalam keterangan video konfrensinya di sela studi banding di Kantor BKKBN Jatim, Jumat (2/12/2022).
Dia mengatakan, pemilihan Jawa Timur sebagai lokasi kunjungan sebab Jatim merupakan salah satu provinsi besar di Indonesia, selain itu banyak prestasi dan inovasi yang diraih dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan penanganan stunting. "Kami memilih Jatim sebagai lokasi studi banding, karena kami melihat BKKBN Jatim punya banyak prestasi, jadi kami ingin belajar," katanya.
Karena itu dia berharap lewat kunjungan ini lahir terobosan dan inovasi bersama dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di masing-masing wilayah. Sementara mengenai progres penurunan stunting di Sulsel, ia mengatakan, angka stunting di Sulsel terbilang cukup tinggi yaitu 27,4 persen di atas nasional yaitu 24,4 persen.
"Untuk mengejar target 14 persen di tahun 2024, perlu dilakukan penguatan strategi dan kolaborasi bersama dalam penanganan stunting," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BKKBN Jatim, Maria mengatakan, sebuah kehormatan mendapat kunjungan dari BKKBN Sulsel. Karena itu, ia berharap juga dapat memperoleh informasi bagaimana pelaksanaan program di Sulsel yang nantinya dapat dipadukan dalam mendukung pencapaian pelaksanaan program Bangga Kencana di Jatim.