Sabtu 03 Dec 2022 12:14 WIB

Pemerintah Klaim Mampu Kendalikan Inflasi Pangan

Inflasi pangan Indonesia kini sebesar 5,70 persen.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Sembako di Pasar Tradisional (ilustrasi). Inflasi pangan Indonesia kini sebesar 5,70 persen.
Foto: antara
Sembako di Pasar Tradisional (ilustrasi). Inflasi pangan Indonesia kini sebesar 5,70 persen.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Bidang Perekonomian, Edy Priyono menyebut upaya pemerintah untuk mengendalikan tingkat inflasi di tengah gejolak ekonomi global membuahkan hasil yang positif. Tingkat inflasi pangan Indonesia secara konsisten terus terkendali sesuai sasaran yang ditetapkan.

“Hal yang patut disyukuri adalah inflasi tahunan komponen pangan yang konsisten menurun, dari level tertinggi pada bulan Juli 2022 sebesar 11,47 persen menjadi 5,70 persen bulan lalu. Ini menunjukkan bahwa secara umum harga-harga komoditas pangan relatif terkendali pasca kebijakan penyesuaian harga energi pada September 2022,” kata Edy Priyono, dikutip dari siaran pers KSP pada Sabtu (3/12/2022).

Baca Juga

Data Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 Desember kemarin mencatat inflasi pangan Indonesia kini sebesar 5,70 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan negara lain seperti India 7,01 persen, Singapura 7,1 persen, Filipina 9,4 persen, Thailand 9,6 persen, Brazil 11,2 persen, dan Afrika Selatan 12 persen.

“Artinya di tengah gejolak harga pangan global, Indonesia relatif mampu mengendalikan inflasi di komponen pangan,” ujar Edy.

Ia menjelaskan penurunan inflasi pangan tidak terlepas dari berbagai kebijakan strategis pemerintah. Misalnya, pelaksanaan operasi pasar, implementasi Program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) serta optimalisasi penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk pengendalian inflasi dan belanja wajib 2 persen DTU untuk penanggulangan dampak inflasi.

Bersinergi dengan pemerintah daerah, Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) digalakkan untuk mempercepat stabilisasi harga pangan di daerah, serta mendorong mobilisasi dan fasilitasi distribusi penyaluran pasokan dari daerah surplus ke daerah defisit.

Kendati inflasi pangan konsisten menurun, beberapa komoditas pangan seperti beras dan telur ayam masih terpantau mengalami kenaikan harga. Karena itu, pemerintah tidak akan lengah untuk terus menjaga kestabilan harga.

“Meskipun inflasi relatif terkendali, pemerintah terus melakukan pemantauan harga khususnya harga pangan strategis untuk mewujudkan ketersediaan pasokan pangan, yang didukung keseimbangan antara kestabilan harga bagi konsumen serta insentif yang cukup bagi produsen,” kata Edy.

Seperti diketahui, berdasarkan data BPS, tingkat inflasi nasional pada November 2022 tercatat sebesar 0,09 persen dan seluruh komponen inflasi tercatat mengalami penurunan.

Inflasi inti sedikit melandai ke level 3,30 persen dan inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) menurun ke level 5,70 persen dari sebelumnya 7,19 persen. Sementara itu, inflasi harga diatur pemerintah (administered price) masih relatif tinggi di level 13,01 persen, tetapi angka tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 13,28 persen.   

Namun demikian, secara tahunan, tekanan inflasi melandai ke level 5,42 persen (yoy) dibanding bulan sebelumnya, yakni sebesar 5,71 persen (yoy). Indonesia pun mencatatkan tingkat inflasi yang lebih baik dibanding negara-negara lainnya, seperti Thailand 6 persen, Brazil 6,5 persen, Singapura 6,7 persen, India 6,8 persen, Afrika Selatan 7,6 persen, dan Filipina 7,7 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement