Sabtu 03 Dec 2022 12:57 WIB

Turki Diperingatkan tak Ganggu Operasi Anti-Teror AS di Suriah

Turki menggelar operasi militer di Suriah yang bertujuan menumpas kelompok Kurdi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Kendaraan militer Turki membawa tank sedang dalam perjalanan ke Suriah Utara untuk operasi militer di daerah Kurdi, dekat perbatasan Suriah, dekat distrik Akcakale di Sanliurfa, Turki (14/15/2019).
Foto: EPA-EFE/Sedat Suna
Kendaraan militer Turki membawa tank sedang dalam perjalanan ke Suriah Utara untuk operasi militer di daerah Kurdi, dekat perbatasan Suriah, dekat distrik Akcakale di Sanliurfa, Turki (14/15/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan Turki untuk tidak mengganggu operasi pasukannya bersama mitra mereka, yakni Pasukan Demokratik Suriah (SDF), dalam memerangi teroris, terutama ISIS, di Suriah. Saat ini Turki tengah menggelar operasi militer di Suriah yang bertujuan menumpas kelompok Kurdi.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, aksi pengeboman Turki di wilayah yang dikuasai Kurdi di timur laut Suriah terus berlanjut. “Mereka terus melakukan serangan udara,” kata Kirby, Jumat (2/12/2022), dilaporkan laman Al Arabiya.

Kirby mengungkapkan, Turki memang mempunyai hak untuk membela diri. Namun operasi militernya di Suriah memiliki risiko yang besar.

“Apa yang tidak ingin kami lihat adalah operasi di Suriah yang, sekali lagi, dapat menyebabkan korban sipil, dapat menyebabkan korban jiwa personel kami, dan dapat mengalihkan perhatian mitra SDF kami dari misi yang sangat nyata seta sangat penting yang sedang berlangsung melawan ISIS,” ucapnya.

Dia mengatakan, sejauh ini tingkat strategis kerja sama AS dan pasukan SDF tidak dalam bahaya. Kendati demikian, serangkaian serangan Turki terhadap SDF dapat membuat kelompok itu kurang bersedia untuk terus berkontribusi dalam memerangi ISIS.

SDF dipimpin oleh Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG). YPG merupakan kelompok yang dibidik Turki dalam operasi militernya di Suriah. Ankara memandang mereka sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Turki telah menuduh PKK terlibat dan mendalangi serangan bom yang mengguncang jalan Istiklal di Istanbul pada 13 November lalu.

Itu menjadi alasan Turki meluncurkan Operation Claw-Sword ke Suriah bulan lalu. Operasi tersebut menjadi respons Turki atas serangan bom di Istanbul yang menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 80 lainnya.

PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. Turki melabeli YPG dan PKK sebagai kelompok teroris.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement