Sabtu 03 Dec 2022 15:09 WIB

Kanselir Jerman Desak Putin Temukan Solusi Akhiri Konflik Ukraina

Scholz desak Putin segera cari solusi diplomatik guna mengakhiri konflik di Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Kanselir Jerman Olaf Scholz telah mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk segera mencari solusi diplomatik guna mengakhiri konflik di Ukraina.
Foto: AP Photo/Michael Sohn
Kanselir Jerman Olaf Scholz telah mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk segera mencari solusi diplomatik guna mengakhiri konflik di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Kanselir Jerman Olaf Scholz mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin segera mencari solusi diplomatik guna mengakhiri konflik di Ukraina. Desakan itu disampaikan ketika Scholz melakukan pembicaraan via telepon dengan Putin.

“Kanselir mendesak Presiden Rusia datang secepat mungkin ke solusi diplomatik, termasuk penarikan pasukan Rusia (dari Ukraina),” kata juru bicara Olaf Scholz, Steffen Hebestreit, saat memberikan keterangan tentang percakapan telepon antara Scholz dan Putin, Jumat (2/12/2022).

Hebestreit mengungkapkan, Scholz dan Putin melakukan pembicaraan selama satu jam. Selain soal solusi diplomatik untuk mengakhiri konflik, pada kesempatan itu Scholz turut mengecam serangan Rusia yang menargetkan infrastruktur sipil Ukraina. Dia pun menegaskan tekad Jerman terus mendukung Ukraina.

Isu ketahanan pangan global yang terdampak akibat konflik Rusia-Ukraina turut dibahas dalam pembicaraan Scholz dan Putin. Menurut Hebestreit, Putin dan Scholz setuju tetap menjalin kontak.

Sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada Februari lalu, Scholz dan Putin sudah secara teratur melakukan percakapan via telepon. Kontak semacam itu terakhir kali berlangsung pada September lalu. Dalam 90 menit perbincangan, Scholz mendesak Putin untuk segera memulai proses diplomatik guna mengakhiri konflik di Ukraina.

Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, negosiasi antara Rusia dan Ukraina hanya bisa dimulai jika Kiev menunjukkan kemauan politik untuk membahas tuntutan Moskow. Peskov menyebut, sejauh ini Ukraina belum memperlihatkan hal tersebut.

“Harus ada kemauan politik dan kesiapan untuk membahas tuntutan Rusia yang sudah diketahui,” kata Peskov saat menjawab pertanyaan tentang apakah langkah yang harus diambil otoritas Ukraina guna memulai proses negosiasi selain mengatasi larangan legislatif tentang mengadakan pembicaraan dengan Moskow, Selasa (29/11/2022), dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.

Peskov mengungkapkan, saat ini negosiasi atau pembicaraan tidak mungkin dilakukan karena hal tersebut sepenuhnya ditolak oleh Ukraina. “Operasi militer khusus (Rusia di Ukraina) terus berlanjut,” ucapnya.

Salah satu tuntutan utama Rusia terhadap Ukraina adalah agar negara tersebut tak bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Namun pada 30 September lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah secara resmi mengajukan permohonan aksesi "jalur cepat" aliansi pertahanan tersebut. Hal itu dilakukan setelah Rusia secara resmi menganeksasi empat wilayah Ukraina, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement