REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, gempa bumi dengan magnitudo 6,1 yang terjadi di Garut, Jawa Barat, diakibatkan aktivitas lempeng Indo-Australia. Hal ini diketahui setelah BMKG menganalisis lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum gempa tersebut.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab)," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam siaran pers resminya, Sabtu (3/12/2022).
Lempeng Indo-Australia itu memicu gempa bumi karena mengalami pergerakan geser. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," ujarnya.
Daryono mengatakan, episentrum gempa tektonik ini terletak pada koordinat 7,44° LS ; 107,51° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Mekarmukti, Garut pada kedalaman 109 kilometer. Gempa terjadi pada Sabtu (3/12/2022) pukul 16.49.41 WIB.
BMKG awalnya melaporkan gempa bumi itu berkekuatan magnitudo 6,4. Setelah dilakukan analisis ulang, ternyata kekuatannya magnitudo 6,1.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengatakan, gempa ini kemungkinan tidak terlalu merusak. Sebab, episentrumnya sangat dalam, yakni pada kedalaman 109 kilometer.
"Menurut BMKG, gempa ini cukup dalam. Berdasarkan pengalaman gempa sebelumnya, dengan kedalaman di atas 60 kilometer, apalagi ini di atas 100 kilometer, ini dampak kerusakannya diharapkan tidak terlalu merusak,” ujar Suharyanto di Posko Darurat Bencana Gempa Bumi Cianjur, Sabtu.
Kendati begitu, gempa ini ternyata tetap mengakibatkan kerusakan di Garut. Suharyanto mengatakan, terdapat satu warga yang terluka dan sejumlah bangunan rusak.
"Untuk sementara (data) yang diterima adalah empat unit rumah rusak di Kabupaten Garut, dan 1 unit sekolah SDN Jatiwanti 1 juga rusak. Ada satu korban jiwa mengalami luka-luka dan sudah dibawa ke puskesmas setempat,” ujarnya.
Suharyanto mengatakan, BNPB akan segera mengirimkan tim ke Garut untuk melakukan pendampingan, kaji cepat, dan membantu hal lain yang diperlukan. Di sisi lain, pihaknya akan menyampaikan perkembangan informasi darurat terkait gempa bumi Garut secara berkala.
Terkait guncangan gempa itu sendiri, Suharyanto menyebut getarannya terasa "cukup kuat" selama 4 sampai 5 detik di Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung. Suharyanto yang saat ini masih berada di Posko Darurat Bencana Gempa Bumi Cianjur turut merasakannya.