Ahad 04 Dec 2022 08:47 WIB

PKB: Perusahan Startup yang Masih Kuat Jangan Lakukan PHK

PHK starup harus mencari solusi agat tidak lakukan PHK.

Rep: rilis DPP PKB/ Red: Muhammad Subarkah
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di sebuah jalan di Jakarta, Indonesia, 03 Oktober 2022. Menurut Badan Pusat Statistik, tingkat inflasi Indonesia melonjak menjadi 5,95 persen pada September, tertinggi sejak Oktober 2015, sebagai akibat dari kenaikan dalam biaya transportasi setelah kenaikan harga bahan bakar.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di sebuah jalan di Jakarta, Indonesia, 03 Oktober 2022. Menurut Badan Pusat Statistik, tingkat inflasi Indonesia melonjak menjadi 5,95 persen pada September, tertinggi sejak Oktober 2015, sebagai akibat dari kenaikan dalam biaya transportasi setelah kenaikan harga bahan bakar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) miris melihat banyaknya perusahaan startup di Indonesia yang terdampak keadaan ekonomi global. Namun, bukan berarti perusahaan startup menjadikan momentum krisis ekonomi global tersebut untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.

"Intinya, perusahaan startup yang masih kuat dan stabil jangan memanfaatkan keadaan ekonomi global itu untuk menjadikan alasan melakukan PHK karyawan," ujar Jubir Muda PKB, Dira Martamin, Sabtu (3/12/2022).

Dira mengingatkan bahwa jutaan rakyat Indonesia menggantungkan hidupnya pada perusahaan startup. Mereka percaya perusahaan tersebut dapat mengangkat kehidupan ekonomi rumah tangga mereka. 

"Jangan sampai kehidupan mereka hancur lantaran perusahaan yang tidak terlalu berimbas keadaan ekonomi global malah melakukan pemecatan," ujarnya.

Jubir PKB lainnya, Michael Sinaga, juga menyatakan keadaan ekonomi global memang memaksa perusahaan startup melakukan efisiensi. Namun, PHK bukan satu-satunya cara melakukan efisiensi tersebut.

"Perusahaan startup yang terkena dampak ekonomi global harus mencari solusi yang tidak mengorbankan karyawannya," kata dia.

Michael mendedak pemerintah segera mengambil langkah konkrit untuk menyelamatkan jutaan karyawan agar Indonesia tidak masuk dalam jurang resesi. "Kondisi seperti ini jika dibiarkan akan terus menciptakan tingkat pengangguran yang sangat signifikan. Tidak menutup kemungkinan Indonesia masuk dalam jurang resesi," ucapnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement