REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati menerima kunjungan delegasi Provinsi Bataan, Filipina yang hendak mengadopsi cara Bali dalam pengembangan sektor pariwisata. Dalam pertemuan yang berisi pertukaran informasi pembangunan pariwisata Bali di Denpasar, Ahad (4/12/2022), Wagub yang akrab disapa Cok Ace menyampaikan apresiasi karena Bataan, Filipina ingin belajar dari daerahnya.
"Belajar dari pandemi bahwa Bali tidak bisa terlalu mengandalkan pariwisata sebagai roda utama penggerak ekonomi. Dilihat dari sebelum pandemi, PDRB Bali 54 persen berasal dari sektor pariwisata, dan begitu terjadi pandemi Covid-19, ekonomi Bali sangat terpuruk," kata Cok Ace.
Di hadapan sembilan delegasi yang hadir di Ruang Rapat Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, ia menyebutkan Pemprov Bali telah melakukan manuver penggerak ekonomi Bali, salah satunya penguatan potensi sumber daya lokal alam, krama, dan kebudayaan Bali yang diwariskan. "Ini merupakan potensi dan kekuatan yang besar untuk membangun perekonomian Bali berbasis sumber daya lokal melalui sektor pertanian, kelautan dan perikanan, serta industri kerajinan rakyat berbasis budaya yang didukung oleh pariwisata," ujarnya.
Menurutnya, selama ini perkembangan pariwisata mendorong masyarakat Pulau Dewata kian meninggalkan potensi sumber daya lokal, sementara itu jika dilihat lebih dalam pariwisata Bali kerap mengalami berbagai kejadian. Cok Ace mengatakan gangguan keamanan, bencana alam, bencana bukan alam, serta pandemi Covid-19 telah memberikan pembelajaran tentang rentannya gejolak perekonomian Bali yang hanya bertumpu pada sektor pariwisata.
Maka dari itu, Pemprov Bali melakukan pengembangan sektor unggulan, seperti sektor pertanian termasuk peternakan dan perkebunan, sektor kelautan dan perikanan, sektor industri, sektor IKM, UMKM, dan koperasi, sektor ekonomi kreatif dan digital, sektor pariwisata, serta pengembangan infrastruktur pendukung.
Selain itu, dalam hal pembangunan pariwisata Bali, Wagub Cok Ace mengatakan perlu keseimbangan antarwilayah. Selama ini ketimpangan tersebut masih terjadi di wilayah yang dipimpinnya.
"Contohnya pariwisata hanya dominan di wilayah selatan, untuk itu, dituangkan konsep Padma Bhuwana dalam strategi membangun Bali, di mana prioritas pembangunan di setiap wilayah kabupaten kota harus didasari karakteristik geografis, demografis, serta potensi sumber daya dominan," ujarnya.
Untuk mengembangkan Bali, pemerintah provinsi juga menerbitkan sejumlah peraturan daerah, seperti peraturan terkait larangan penggunaan plastik sekali pakai di tempat perbelanjaan, objek wisata dan tempat lainnya untuk mengurangi sampah plastik. "Selain itu juga dikeluarkan aturan terkait penggunaan produk lokal untuk industri pariwisata, di mana hotel dan restoran di Bali harus menggunakan produk lokal petani Bali dalam menghidangkan makanan," kata Wagub.
Sementara itu, pimpinan delegasi Bataan Filipina Angela S Garcia mengatakan bahwa Provinsi Bataan terdiri dari tiga distrik dengan potensi pemandangan alam yang indah seperti Bali. "Ingin belajar dari Bali, bagaimana mengembangkan industri pariwisata dengan baik mengingat Bali sangat terkenal di mancanegara," kata dia menyampaikan tujuan kedatangannya.
Melihat kemiripan tersebut, Angela mengaku pihaknya ingin mengadopsi cara-cara pembangunan pariwisata di Bali, baik dari segi pendekatan kepada masyarakat, investor maupun pengelolaan lainnya.