REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON–India mengalami tingkat permusuhan agama tertinggi di mana pun di dunia pada 2020, tahun pertama pandemi Covid-19, menurut Pew Research Center.
Laporan itu mengungkap India jadi yang terburuk secara global pada Indeks Permusuhan Sosialnya, lebih buruk daripada tetangganya Afghanistan dan Pakistan.
Indeks Permusuhan Sosial dihitung dengan menggunakan 13 pertanyaan yang mengukur permusuhan antara dan di dalam kelompok agama.
Ini termasuk kekerasan massa dan bentrokan sektarian, kejahatan yang dimotivasi agama, kekerasan atas konversi agama, pelecehan terhadap pakaian keagamaan, dan intimidasi atau kekerasan terkait lainnya.
Laporan itu menyebutkan diskriminasi terhadap Jamaah Tabligh, sebuah kelompok Muslim yang jamaahnya beberapa hari sebelum kasus meroket di India dituduh menyebarkan penyakit itu ke seluruh negeri.
Lebih dari 900 anggota kelompok itu dikarantina secara paksa oleh pemerintah nasionalis Hindu di bawah Perdana Menteri Narendra Modi.
Dilansir dari The New Arab, Sabtu (3/12/2022), kampanye media bersama melawan kelompok tersebut termasuk kepalsuan dan informasi yang salah, juga berkontribusi pada Islamofobia yang meningkat di India.
Laporan itu juga mengatakan bahwa India termasuk di antara tiga negara lainnya, yakni Indonesia dan Yaman tempat pembunuhan minoritas terkait Covid-19 terjadi pada 2020.
Diskriminasi terhadap Muslim adalah bagian dari kampanye luas yang lebih besar terhadap minoritas negara yang secara langsung atau halus dipromosikan oleh Partai Nasionalis Bharatiya Janata (BJP) Hindu-nasionalis, yang berkuasa di negara tersebut.
Kampanye termasuk konspirasi 'jihad cinta' yang merusak yang berpendapat bahwa pria Muslim memikat wanita Hindu untuk menikahi mereka dengan tujuan semata-mata untuk mengubah mereka menjadi Islam.
BJP menganut ideologi Hindu-nasionalis yang mengatakan India adalah untuk umat Hindu pertama dan terutama, secara efektif mengkategorikan Muslim dan non-Hindu lainnya sebagai warga negara kelas dua.