REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Kepala Pengembangan Sepakbola Global FIFA Arsenel Wenger menilai demonstrasi politik para pemain Jerman di Piala Dunia Qatar 2022 berkontribusi tersingkirnya mereka di fase grup. Para pemain starting XI Jerman melakukan gerakan tutup mulut sebelum pertandingan pembuka melawan Jepang dimulai. Sikap itu sebuah protes atas dilarangnya mengenakan ban kapten ‘One Love’ oleh FIFA.
Jerman salah satu dari beberapa negara Eropa, termasuk Inggris yang berencana mengenakan ban kapten pelangi untuk menunjukkan dukungan bagi komunitas LGBTQ+ yang dilarang di Qatar. FIFA mengancam memberikan sanksi kartu kuning jika mereka tetap mengenakan ban kapten tersebut.
Wenger mengatakan, ketika tim pergi ke Piala Dunia maka semestinya sadar tak boleh kalah di laga pertama. Tim berpengalaman lainnya seperti Prancis dan Inggris bermain bagus di laga pertama sehingga memenangkan laga.
“Tim-tim yang siap secara mental, dengan pola pikir untuk fokus pada kompetisi, dan bukan demonstrasi politik,” kata mantan pelatih Arsenal tersebut dilansir dari standard, Ahad (4/12/2022).
Menurut Wenger, Inggris telah belajar banyak dari pengalamannya di turnamen besar. Inggris saat ini sedang ada di puncak yang diisi oleh pemain muda. Wenger juga memuji Gareth Southgate sebagai pelatih cerdas yang mampu menganalisis permainan dengan baik.
“Dia seperti tim. Dia telah belajar dari Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa dan dia sekarang berada dalam situasi yang baik untuk mewujudkannya," ujarnya.