Senin 05 Dec 2022 11:34 WIB

Perekonomian Inggris Diprediksi Menyusut Tahun 2023

CBI Inggris memprediksi perekonomian Inggris akan menyusut 0,4 persen tahun depan

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Inflasi
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Konfederasi Industri Bisnis (CBI) Inggris memprediksi perekonomian  Inggris akan menyusut 0,4 persen tahun depan, inflasi masih tinggi dan perusahaan menahan investasi. Dampaknya untuk jangka panjang cukup surat.

"Inggris mengalami stagflasi yakin inflasi meroket, pertumbuhan negatif, investasi bisnis dan produksi menyusut, perusahaan melihat peluang pertumbuhan tapi hambatan menyebabkan mereka menahan investasi pada tahun 2023," kata Direktur Jenderal CBI Tony Danker, Senin (5/12/2022).

Prediksi CBI terbaru turun dengan tajam dari prediksi terakhir pada bulan Juni. Saat itu CBI memprediksi tahun 2023 Inggris akan tumbuh 1,0 persen dan tidak produk domestik bruto (PDB) belum kembali ke tingkat sebelum pandemi hingga pertengahan 2024.

Inggris terpukul keras kenaikan harga gas alam yang terjadi usai invasi Rusia ke Ukraina. Serta belum pulihnya pasar lapangan kerja usai pandemi Covid-19 dan pelemahan investasi dan produktifitas.

CBI memprediksi pengangguran akan naik 5,0 persen pada akhir tahun 2023 dan awal 2024, naik dari 3,6 persen angka pengangguran saat ini.

Pada Oktober lalu Inggris mengalami inflasi tertinggi dalam 41 tahun terakhir dengan 11,1 persen. Inflasi menekan permintaan konsumen dan CBI memprediksi inflasi akan lambat mereda, rata-rata 6,7 persen tahun depan dan 2,9 persen tahun 2024.

Prediksi CBI pada PDB sedikit lebih baik dari prediksi Kantor Tanggung Jawab Anggaran Pemerintah Inggris. Bulan lalu kantor itu memprediksi pada tahun 2023 PDB Inggris turun 1,4 persen.

Tapi prediksi CBI serupa dengan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang memperkirakan tahun depan selain Rusia, Inggris akan menjadi perekonomian terlemah di Eropa.  

CBI memprediksi investasi bisnis Inggris pada akhir 2024 akan 9 persen di bawah masa sebelum pandemi dan output per pekerja 2 persen lebih rendah.

Demi menghindari ini, CBI meminta pemerintah untuk menjadikan sistem visa pasca-Brexit lebih fleksibel. Serta mengakhiri larangan membangun turbin angin di lepas pantai dan memberi insentif pajak yang lebih besar pada investasi.

"Kami akan melihat hilangnya pertumbuhan dalam satu dekade bila tidak ada tindakan yang diambil, PBD merupakan gabungan sederhana dua faktor: orang dan produktivitas mereka, tapi kami tidak memiliki orang maupun atau produktivitas yang kami butuhkan," kata Danker.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement