Senin 05 Dec 2022 17:21 WIB

Aktivitas Gunung Semeru Cenderung Mulai Mereda

Sempat terjadi awan panas kecil mencapai jarak tujuh kilometer.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
 Seorang pria membawa anak-anak saat mereka mengevakuasi ternak mereka dari desa yang terkena dampak letusan Gunung Semeru di Kajar Kuning, Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, Senin, 5 Desember 2022. Gunung berapi tertinggi di Indonesia di pulau terpadatnya mengeluarkan awan gas yang membakar dan sungai lava Minggu dalam letusan terbarunya.
Foto: AP/Imanuel Yoga
Seorang pria membawa anak-anak saat mereka mengevakuasi ternak mereka dari desa yang terkena dampak letusan Gunung Semeru di Kajar Kuning, Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, Senin, 5 Desember 2022. Gunung berapi tertinggi di Indonesia di pulau terpadatnya mengeluarkan awan gas yang membakar dan sungai lava Minggu dalam letusan terbarunya.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Aktivitas Gunung Semeru cenderung mulai mereda sejak Ahad (4/12/2022) pukul 13.30 WIB hingga Senin (5/12/2022). Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Hendra Gunawan dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan.

Ada pun untuk aktivitas Semeru pada Senin (5/12/2022) pukul 12.00 WIB, Hendra mengungkapkan, telah terjadi awan panas kecil mencapai jarak tujuh kilometer (km). Kemudian pada pukul 12.25 WIB terjadi lahar dingin. "Tidak terlalu besar selama lebih kurang dua jam," jelasnya.

Baca Juga

Sebelumnya, status Gunung Semeru resmi dinaikkan dari siaga (level III) menjadi awas (level IV) pada Ahad (4/12/2022) pukul 12.00 WIB. Situasi ini terjadi lantaran telah terjadi Awan Panas Guguran (APG) sehingga menyebabkan masyarakat sekitar melakukan evakuasi.

Di samping itu, Gunung Semeru juga tercatat mengalami 18 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 16 hingga 23 milimeter (mm). Lama gempa jenis ini berlangsung sekitar 85 hingga 115 detik. Kondisi ini terjadi berdasarkan laporan resmi petugas Pemantauan Gunung Api (PGA) Semeru, Mukdas Sofian periode Senin (5/12/2022) pukul 06.00 sampai 12.00 WIB.

Selain itu, gunung berketinggian 3.676 mdpl tersebut juga mengalami satu kali gempa guguran. "Dengan amplitudo delapan milimeter dan lama gempa 50 detik," jelasnya.

Dengan ada kondisi tersebut, maka pihaknya merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.

Di samping itu, dia juga mendorong masyarakat tidak beraktivitas dalam radius delapan Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Hal ini penting karena area tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Selanjutnya, masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Hal ini terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Kemudian juga mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement