Wujudkan Kemandirian Pesantren, Mu'allimin Muhammadiyah Tambah Unit Usaha
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Direktur Pesantren Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Aly Aulia, saat meluncurkan 1918 Laundry. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pesantren Mu'Allimin Muhammadiyah Yogyakarta terus melakukan pemberdayaan guna mewujudkan kemandirian pesantren. Pemberdayaan ini salah satunya dilakukan dengan terus mengembangkan unit usaha pesantren.
Pengembangan unit usaha dilakukan untuk meningkatkan perekonomian pesantren, salah satunya dengan mendirikan unit usaha 1918 Laundry. Direktur Pesantren Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Aly Aulia mengatakan, unit usaha yang merupakan jasa cuci pakaian tersebut didirikan melihat kebutuhan dari santri.
"Inovasi dalam pengembangan Mu'allimin secara ekonomis dan dengan pertimbangan kebutuhan santrinya, maka didirikanlah 1918 Laundry. Atas saran dari mayoritas wali santri yang berjumlah sekitar 1.725 santri, keberadaan jasa cuci dan setrika sangatlah dibutuhkan," katanya, Senin (5/12).
Aly menuturkan, di tengah keterbatasan, pihaknya terus berupaya menumbuhkan ekonomi kreatif yang bisa bermanfaat bagi banyak orang. Tidak hanya bermanfaat bagi santri dan pesantren, namun juga masyarakat luas.
"Pemberdayaan ekonomi kreatif pesantren, menjadi bagian dari upaya menopang kemandirian pesantren dalam memenuhi dan mengembangkan pesantren, agar bisa mengikuti zamannya," tambah Aly.
Berbagai unit usaha telah didirikan oleh pesantren tertua yang didirikan bahkan sebelum kemerdekaan Indonesia. Aly menuturkan, pihaknya akan terus meningkatkan unit usaha dalam rangka memfasilitasi santri dan melayani kebutuhan masyarakat luas, serta bernilai ekonomis.
"Perkembangan pesantren di tengah modernisasi yang begitu cepat, membutuhkan inovasi untuk menopang tumbuh kembangnya pesantren secara mandiri," ujarnya.
Sebelumnya, Pesantren Mu'Allimin Muhammadiyah Yogyakarta juga sudah mendirikan unit usaha lain seperti pabrik Roti 1918. Animo masyarakat terhadap pabrik roti tersebut maupun menggunakan jasa di 1918 Laundry ini dinilai terus meningkat.
"Unit-unit usaha terus dikembangkan, misalnya Roti 1918, 1918 Laundry, Kantin Pesantren, dan masih banyak lagi," jelasnya.
Tidak hanya itu, santri juga memiliki kelompok kreatif yang diwadahi dalam unit usaha milik pesantren. Hal ini, katanya, juga sebagai sarana bagi santri untuk mengembangkan jiwa entrepreneur.
"Secara tidak langsung, (lewat kelompok kreatif santri) menanamkan jiwa entrepreneur, juga diasah sebagai nilai tambah di Pesantren Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta," kata dia.