Selasa 06 Dec 2022 02:45 WIB

Israel Sensor Kurikulum Pendidikan Siswa Palestina, Ini Seruan Liga Arab

Israel menyensor kurikulum yang diajarkan di sekolah di Yerusalem bagian timur.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang tentara Israel membaca dari sebuah buku di sebelah grafiti yang menampilkan bendera Palestina, selama latihan perang kota di fasilitas pelatihan tentara di pangkalan militer Zeelim, Israel selatan, 9 November 2021. Sejak awal tahun, Israel dilaporkan mulai melakukan langkah untuk menyensor kurikulum sekolah-sekolah yang ada di Yerusalem bagian timur, salah satunya dengan menghapus foto-foto masjid Al Aqsa.
Foto: AP/Oded Balilty
Seorang tentara Israel membaca dari sebuah buku di sebelah grafiti yang menampilkan bendera Palestina, selama latihan perang kota di fasilitas pelatihan tentara di pangkalan militer Zeelim, Israel selatan, 9 November 2021. Sejak awal tahun, Israel dilaporkan mulai melakukan langkah untuk menyensor kurikulum sekolah-sekolah yang ada di Yerusalem bagian timur, salah satunya dengan menghapus foto-foto masjid Al Aqsa.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sistem pendidikan untuk warga Palestina dinilai perlu dilindungi dari upaya-upaya menyensor kurikulum yang diajarkan di sekolah. Hal ini jadi keprihatinan yang mengemuka dalam pertemuan bersama ke-32 yang dilaksanakan Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan Liga Arab.

Pertemuan berlangsung di markas Liga Arab di Mesir pada Ahad (4/12/2022). Perwakilan dari Organisasi dan Kebudayaan Liga Arab, Tamer Anis, menyoroti upaya-upaya Israel menyensor kurikulum Palestina.

Baca Juga

"Kami mendesak dukungan untuk Kementerian Pendidikan Palestina," kata Tamer, seperti dilansir Arab News, Senin (5/12/2022).

Sejak awal tahun, Israel dilaporkan mulai melakukan langkah untuk menyensor kurikulum sekolah-sekolah yang ada di Yerusalem timur. Contohnya ialah penghapusan foto-foto masjid Al Aqsa, kata "Palestina", dan bendera Palestina.

Asisten Sekjen Liga Arab untuk Palestina dan wilayah Arab yang diduduki, Saeed Abu Ali, menuturkan, pertemuan ini dilakukan juga untuk menyadarkan UNRWA tentang krisis finansial yang berlangsung. Kondisi ini berdampak langsung ke Palestina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement