REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis menyerankan umat Muslim di Indonesia untuk melakukan istighasah secara nasional sebagai respons atas bencana yang terus terjadi belakangan ini.
Istighasah, muhasabah, dan tobat, menurut dia, diperlukan dalam kondisi ini, di samping upaya mitigasi bencana.
"Kami sarankan istighasah, muhasabah dan tobat nasional seraya mohon diberi rahmat Allah SWT," kata Kiai Cholil Nafis kepada Republika.co.id, Senin (5/12/2022).
Umat disebutnya perlu bermuhasabah dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Kita muhasabah atas kesalahan yang kita lakukan, seraya mendekatkan diri kepada Allah," ujarnya.
Bencana dikatakannya adalah musibah yang tidak boleh secara gegabah dikategorikan sebagai adzab dari Allah SWT. Tapi kondisi ini harus menjadi waktu untuk setiap Muslim berinstropeksi diri.
MUI disebutnya selama ini telah membantu masyarakat terdampak bencana untuk membangun masjid darurat. "Kami MUI telah hadir di lokasi untuk memberi bantuan dan sekaligus bikin masjid darurat yang setiap malam istighasah," tuturnya.
Sebelumnya, Bupati Cianjur Herman Suherman menyebut jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur bertambah menjadi 323 orang. Adapun korban luka berat gempa Cianjur yang masih dirawat berjumlah 108 orang dan korban luka ringan yang sudah tertangani telah kembali ke rumahnya masing-masing maupun ke tempat pengungsian bergabung dengan keluarganya masing-masing.
Bencana terbaru, Tasikmalaya pada Ahad (4/12/2022), mengalami tiga kali gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 2,8 hingga magnitudo 2,9.
Sementara itu, sebanyak 1.979 jiwa mengungsi di 11 titik setelah terjadi Awan Panas Guguran (APG) dan peningkatan aktivitas vulkanik Gunungapi Semeru, Ahad (4/12/2022). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunungapi Semeru dari level III (siaga) menjadi level IV (awas).