Selasa 06 Dec 2022 16:15 WIB

Uni Eropa Investasikan Rp19,6 Triliun untuk Pengembangan Pertahanan

Dana investasi itu untuk pengembangan pesawat tempur generasi baru.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Uni Eropa investasi RP19,6 triliun dolar AS untuk digunakan untuk berbagai proyek, termasuk pengembangan pesawat tempur generasi baru.
Foto: Anadolu Agency
Uni Eropa investasi RP19,6 triliun dolar AS untuk digunakan untuk berbagai proyek, termasuk pengembangan pesawat tempur generasi baru.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Komisi Eropa telah mengumumkan investasi perdana senilai 1,2 miliar euro atau setara Rp19,6 triliun (dengan kurs Rp16.361 per euro) dari European Defense Fund, Senin (5/12/2022). Dana tersebut akan digunakan untuk berbagai proyek, termasuk pengembangan pesawat tempur generasi baru.

“(Dana investasi) akan mendukung pesawat tempur generasi berikutnya, kendaraan lapis baja dan kapal, serta teknologi pertahanan kritis di bidang luar angkasa, dunia maya, cloud militer, kecerdasan buatan (artificial intelligence), semikonduktor, dan penanggulangan medis,” kata Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan.

Komisi Eropa juga mengalokasikan hampir 100 juta euro untuk program pencegat rudal hipersonik atau dikenal dengan istilah European Hypersonic Defence Interceptor (EU HYDEF) yang dikembangkan untuk 2035. Perusahaan Spanyol, Sener, akan menjadi penanggungjawab dari proyek tersebut.

Dana sebesar 75 juta euro juga bakal dialokasikan untuk proyek pertempuran udara atau Engine Indicating and Crew Alerting System (EICACS). Proyek tersebut bakal dikembangkan perusahaan Prancis, Dassault Aviation.

European Defense Fund dibuat pada 2019. Ia menawarkan anggaran 7,9 miliar euro untuk periode 2021-2027. European Defense Fund dimaksudkan unutk mendukung kerja sama dalam produksi pertahanan Uni Eropa dan pengembangan teknologi militer. Sebanyak 61 proyek yang dipilih pada Juli lalu oleh Komisaris Pasar Internal Uni Eropa Thierry Breton didanai bersama.

Saat ini sejumlah negara Uni Eropa masih memberikan bantuan pertahanan pada Ukraina. Hal itu telah mengurangi ukuran persenjataan dan menunjukkan kapasitas militer negara-negara Benua Biru.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement