BMKG: Gempa Jember tidak Berpotensi Tsunami
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Gempa berkekuatan 6.2 magnitudo terjadi di Jawa Timur (Jatim), Selasa (6/12/2022) siang. Pusat gempa ini berada berada 284 kilometer (km) barat daya Jember, Jawa Timur (Jatim) dengan kedalaman 10 kilometer (km). | Foto: BMKG
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan terjadinya gempa tektonik di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa, yang masuk teritori Jember, Jawa Timur. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki parameter magnitudo 6,0.
Gempa bumi berada di kedalaman 10 kilometer dengan jarak sekitar 223 kilometer di selatan Jember, Jawa Timur. "Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 10,70° LS ; 113,38° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 223 kilometer arah selatan Kota Jember, Jatim, pada kedalaman 10 kilometer," ujarnya, Selasa (6/12/2022).
Daryono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi atau patahan batuan di zona outerise. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Ia memastikan, berdasarkan hasil pemodelan, gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Daryono.
Gempa bumi, tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Jember, Gubukmas, Mataram, Kepanjen, Madiun, Ponorogo, Bantul, Yogyakarta, Sawahan, Klaten, Banyuwangi, dan Karangasem. Hingga pukul 13.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan kekuatan terbesar magnitudo 4,6.
Daryono pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta menghindari bangunan retak atau rusak diakibatkan gempa.
"Kemudian periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujarnya.