REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Para wakil dari Ukraina dan Rusia telah terkonfirmasi akan menghadiri Bali Democracy Forum (BDF) ke-15 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 8 Desember 2022.
Hal itu dikatakan oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah saat dijumpai di sela-sela gelaran Bali Civil Society and Media Forum di Nusa Dua, Bali, pada Selasa.
"Kalau kita lihat nanti dari daftar peserta akan tampak ya di situ ada Ukraina dan Rusia juga, dan negara-negara lain yang memang sekarang sedang mengalami ketegangan hubungan," kata Faizasyah yang juga merupakan Juru Bicara Kemlu RI itu.
Ia menjelaskan bahwa perwakilan yang akan hadir diperkirakan datang dari tingkat Duta Besar kedua negara, di mana keduanya akan hadir secara fisik di Bali.
"Mereka konfirmasi hadir dari Jakarta, kalau tidak salah hadir dari Jakarta ke Bali," tambahnya.
Dalam konteks ketegangan geopolitik saat ini, Faizasyah mengatakan bahwa forum BDF menjadi wadah yang tepat sebagai satu-satunya forum yang dapat menghadirkan negara-negara yang berkonflik sekalipun.
Ia pun menjelaskan bahwa semangat dari BDF adalah proses yang tidak menggurui atau patronizing. Dalam wadah tersebut, negara-negara partisipan dapat saling belajar dari satu sama lain terkait praktik demokrasi dan apa yang dapat diambil dari proses politik tersebut untuk memastikan bahwa kebutuhan umum masyarakat dapat tersalurkan.
"Diskusi adalah sesuatu yang baik, mau tidak mau tantangannya sama. Geopolitik itu tantangannya sama, tantangan energi dan lain-lain, jadi kita lihat saja," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bali Democracy Forum tahun ini mengangkat tema 'Democracy in a Changing World: Leadership and Solidarity'.
Menurut Kemlu RI, terdapat 57 negara peserta dan 70 negara pengamat serta organisasi internasional telah mendaftarkan diri untuk mengikuti BDF 2022.
Penyelenggaraan BDF tahun ini akan lebih mengutamakan pada kehadiran fisik, untuk menunjukkan Bali dan Indonesia yang lebih siap untuk kembali menerima tamu setelah pandemi COVID-19.
Selain mengharapkan kehadiran perwakilan dua negara pada level menteri/wakil menteri serta dua ahli, Indonesia juga menghadirkan perwakilan lintas kawasan yaitu dari Amerika Latin, yang akan bergabung secara daring.