Selasa 06 Dec 2022 20:38 WIB

Arya Ungkap Sektor yang Kerek Kontribusi BUMN untuk Negara

Keberhasilan transformasi tak sekadar membuat BUMN bertahan namun semakin bertumbuh

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
 Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan langkah transformasi yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir memberikan hasil yang positif terhadap kinerja BUMN. (ilustrasi)
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan langkah transformasi yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir memberikan hasil yang positif terhadap kinerja BUMN. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan langkah transformasi yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir memberikan hasil yang positif terhadap kinerja BUMN. Arya mengatakan keberhasilan transformasi tak sekadar membuat BUMN dapat bertahan menghadapi tantangan pandemi, namun juga semakin bertumbuh.

Arya menyampaikan kontribusi BUMN terhadap negara berupa pajak, bagi hasil, PNBP, dan dividen, mencapai Rp 1.198 triliun pada 2020 hingga kuartal 2022. Capaian ini meningkat Rp 68 triliun dari periode 2017 hingga 2019 yang sebesar Rp 1.130 triliun.

Baca Juga

"Ini padahal kondisinya pandemi covid-19 dan perang Rusia-Ukraina, tapi BUMN mampu naik Rp 68 triliun. Jadi BUMN tidak hanya bisa bertahan dan pulih, tapi malah lebih banyak keuntungan dan kontribusi untuk negara," ujar Arya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (6/12/2022).

Arya menyampaikan peningkatan kontribusi terhadap negara berasal dari seluruh BUMN. Namun, ucap Arya, terdapat sejumlah sektor yang memiliki peran besar dalam menggenjot peningkatan kontribusi BUMN. "Sektor BUMN yang besar (kontribusi) itu dari perbankan, telekomunikasi, energi, dan pertambangan," ucap Arya.

Arya menyampaikan pencapaian ini tak lepas dari gebrakan transformasi yang terjadi di BUMN. Arya menyebut langkah Erick merampingkan jumlah BUMN dan melakukan holdingisasi juga berdampak signifikan dalam efisiensi dan efektivitas usaha BUMN.

"Semua ini karena transformasi dan perubahan. Kita tidak hanya bertahan, tapi justru bisa terbang lebih kuat. Bisa dilihat laba bersih yang awalnya Rp 13 triliun pada 2020, naik menjadi Rp 125 triliun pada 2021, dan sekarang sudah Rp 155 triliun, nanti di akhir tahun kita tidak tahu naik jadi berapa," kata Arya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement