REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk lebih dulu memanfaatkan listrik PLN untuk kebutuhan operasional pabrik pemurnian di Gresik. Usulan ini menyusul dari permintaan PTFI untuk harga gas khusus pabrik smelter.
"Karena harga gas khusus ini untuk industri tertentu, sedangkan pabrik smelter ini tidak masuk. Ini kan pabrik smelter banyak, kalau Freeport dapat, yang lain minta gas nya dari mana?" ujar Arifin pekan lalu.
Justru, Arifin mendorong agar PTFI bisa memaksimalkan listrik dari PLN untuk kebutuhan operasional pabrik smelter kedepan saat mulai beroperasi. Langkah ini sekaligus kata Arifin untuk bisa menyerap oversupply yang ada di PLN.
"Saat ini pasokan listrik dari PLN juga banyak dan cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik industri. Coba dimaksimalkan dulu untuk memanfaatkan listrik PLN," ujar Arifin.
Dihubungi terpisah, Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Gregorius Adi Triyanto menjelaskan PLN siap melayani kebutuhan listrik khususnya di sektor hilirisasi industri. Hal ini juga sejalan dengan dorongan Presiden RI Joko Widodo dalam mendorong hilirisasi.
Gregorius menjelaskan saat ini PLN mempunyai cadangan daya listrik yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik industri. Khususnya di pulau jawa dengan kekuatan interkoneksi maka kebutuhan listrik untuk PTFI bisa dipasok oleh PLN.
"PLN siap melistriki PT Freeport Indonesia (PT FI) yang berada di kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, sesuai dengan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) yang telah disepakati antara PLN dengan BKMS (PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera) selaku pengelola kawasan Industri JIIPE dengan daya sebesar 170 Megavolt Ampere (MVA) secara bertahap," ujar Gregorius kepada Republika, Selasa (6/12).