REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang ditargetkan beroperasi pada Juni 2023 akan mendorong pengembangan kawasan baru di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar). Arya meyakini operasional kereta cepat akan memiliki efek berganda dalam pengembangan ekonomi.
"Tujuan kereta cepat Jakarta-Bandung nantinya antara Jakarta dan Bandung akan menjadi commuter. Kalau kedua wilayah ini akan menjadi koridor commuter, maka akan mengubah semua perilaku dan budaya mobilitas masyarakat Indonesia," ujar Arya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Dengan kehadiran kereta cepat Jakarta-Bandung yang membuka koridor commuter antara keduakota, Arya menyebut masyarakat dapat melakukan mobilitas dalam waktu cepat. Selain itu, ucap Arya, kehadiran kereta cepat Jakarta-Bandung tentunya menimbulkan efek berganda, terutama pertumbuhan ekonomi di kedua kota yang diperkirakan meningkat sangat signifikan.
Arya menyampaikan KCJB akan menyasar segmen kelas menengah ke atas. Hal ini yang ia yakini tidak bersinggungan dengan Kereta Argo Parahiyangan. Arya menyebut KCJB menawarkan waktu tempuh yang jauh lebih singkat dan ini menjadi keunggulan utama.
"Kalau kita lihat harga tiket Argo Parahyangan eksekutif itu Rp 150 ribu sampai Rp 170 ribu, nanti orang-orang akan bandingin dengan kereta cepat, satu jam sudah sampai, satunya lagi yang Argo Parahiyangan tiga jam," lanjutnya.
Meski begitu, Arya mengatakan masa depan Argo Parahiyangan tetap akan menjadi pertimbangan untuk segmen ekonomi. Arya menyampaikan hal ini akan disampaikan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Kalau untuk ekonominya, kereta Jakarta-Bandung masih bisa. Itu pertimbangan, nanti ada dari Kemenhub yang menetapkan itu. Kemenhub yang menentukan izin, tapi untuk rakyat pasti tetap ada lah, ekonomi tetap ada," kata Arya.