REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia (PTFI) sedang menyelesaikan pabrik pemurnian (smelter) yang ada di Manyar, Gresik. Hingga Oktober tahun ini progres pembangunan mencapai 45,5 persen.
Juru Bicara Freeport Indonesia Riza Pratama menjelaskan dengan realisasi progres pembangunan sebesar 45,5 persen, PTFI sudah menggelontorkan investasi untuk pembangunan sebesar 1,45 miliar dolar AS.
"Kami terus melakukan pembangunan smelter dengan jadwal yang sudah disepakati antara perusahaan dan pemerintah yang ditargetkan akan selesai pada akhir Desember 2023 mendatang," ujar Riza kepada Republika.co.id, Selasa (6/12).
Riza menjelaskan tahap berikutnya jika pembangunan sudah selesai, maka PTFI akan melakukan pre-commisioning hingga mulai beroperasi pada Mei 2024. Selain itu, PTFI juga akan secara bertahap meningkatkan kapasitas produksi hingga komersial penuh pada Desember 2024.
"Ramp-up operasi akan berlanjut dan diharapkan mencapai operasi komersial penuh pada bulan Desember 2024," ujar Riza.
Smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun. Dengan kapasitas itu, Smelter Manyar disebut-sebut bakal menjadi tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.
Menurut rencana, hasil pengolahan Smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, yakni PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun. Dengan demikian, setelah Smelter Manyar beroperasi, PTFI akan mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.