Rabu 07 Dec 2022 07:28 WIB

Sukarelawan Selamatkan Lebah yang Berkoloni di Kota Pesisir Cile

Ilmuwan Cile telah memperingatkan penurunan populasi lebah

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Koloni lebah trigona itama berada di dalam kandang di Taman Tamalago, Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Selasa (20/9/2022). Ilmuwan Cile telah memperingatkan penurunan populasi lebah.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Koloni lebah trigona itama berada di dalam kandang di Taman Tamalago, Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Selasa (20/9/2022). Ilmuwan Cile telah memperingatkan penurunan populasi lebah.

REPUBLIKA.CO.ID, VINA DEL MAR -- Seorang pedagang emas bernama Angel Nieto dengan hati-hati membongkar sarang lebah dari pohon di tengah kota di pesisir Cile Vina del Mar. Dia memasukan sarang tersebut ke dalam kotak kayu dan membawanya ke tempat berlindung yang telah disiapkan di kebunnya sendiri.

Tahun ini Nieto memutuskan untuk mempelajari cara memindahkan dan mentransplantasikan sarang lebah dan sarang madu yang muncul di kota. Para lebah ini muncul sebagai koloni yang berkembang biak selama musim semi di Southern Hemisphere.

Baca Juga

Tindakan itu dilakukan Nieto dalam upaya untuk membantu melindungi serangga penyerbuk utama dari penduduk yang kemungkinan besar akan menghancurkan sarang tersebut. "Ini tentang melindungi mereka, merawat mereka dan lingkungan,” kata Nieto yang mulai menjadi sukarelawan untuk menyelamatkan sarang lebah setelah mendapat panggilan dari petugas pemadam kebakaran setempat.

Ilmuwan Cile telah memperingatkan penurunan populasi lebah, terancam oleh pestisida pertanian, dan dampak perubahan iklim. Di seluruh wilayah Amerika, cuaca ekstrem telah menghancurkan koloni, mengancam panen, dan menaikkan harga pangan.

Sedangkan wilayah Cile berhadapan dengan kekeringan berkepanjangan yang dimulai pada 2010. Kondisi tersebut telah membuat bunga dan tanaman layu, memusnahkan sumber makanan bagi lebah yang menyerbuki banyak tanaman ekspor utama negara Amerika Selatan itu, termasuk alpukat, blueberry, apel, dan almond.

Selain upaya menjaga lingkungan dan keberlangsungan rantai makanan, Nieto mengatakan, mengumpulkan madu dari koloni yang diselamatkan untuk keluarganya dan juga sebagai hadiah untuk tetangga dan teman. "Di ruang ini kami siapkan untuk mereka, mereka bisa bebas, hidup damai, tanpa intervensi agresif. Di sini mereka tidak dirugikan," ujarnya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement