Rabu 07 Dec 2022 07:48 WIB

Tersebar di 21 Titik, BPBD Sebut Pengungsi Erupsi Masih Bolak-Balik

Saat ini tingkat akivitas Gunung Api Semeru masih pada level IV atau awas.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Indira Rezkisari
Perempuan membawa barang bawaan yang mereka kumpulkan dari rumah mereka yang terkena dampak letusan Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, Selasa, 6 Desember 2022. Gunung Semeru, latar belakang, memuntahkan abu tebal lebih dari 1.500 meter (hampir 5.000 kaki) ke langit hari Minggu. Desa-desa dan kota-kota terdekat diselimuti abu yang jatuh, menghalangi sinar matahari, tetapi tidak ada korban yang dilaporkan.
Foto: AP/Dicky Bisinglasi
Perempuan membawa barang bawaan yang mereka kumpulkan dari rumah mereka yang terkena dampak letusan Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, Selasa, 6 Desember 2022. Gunung Semeru, latar belakang, memuntahkan abu tebal lebih dari 1.500 meter (hampir 5.000 kaki) ke langit hari Minggu. Desa-desa dan kota-kota terdekat diselimuti abu yang jatuh, menghalangi sinar matahari, tetapi tidak ada korban yang dilaporkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang saat ini terus mendata jumlah pengungsi akibat erupsi awan panas guguran (APG) Gunung Semeru. Hingga Selasa (6/12/2022) pukul 18.00 WIB, sebanyak 781 jiwa mengungsi tersebar di 21 titik lokasi.

Petugas BPBD Kabupaten Lumajang Kustari mengatakan, banyak pengungsi yang masih bolak-balik antara rumah dan titik pengungsian. "Setiap harinya kami data ulang. Kebanyakan para warga pulang ke rumah masing-masing pada pagi hingga siang hari, sebelum akhirnya kembali lagi ke pengungsian di sore hari," kata Kustari dikutip dari siaran pers BNPB, Rabu (7/12/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, kebanyakan pengungsi masih harus bolak-balik karena ada beberapa pekerjaan yang harus mereka lakukan pada pagi hingga siang hari di sekitar rumah mereka.

"Ada yang harus memberikan pakan ternak, berkebun, hingga bertani. Jadi sore hari baru ramai lagi di sini (pengungsian)," jelas Kasturi.

Sedangkan cuaca di sekitaran Gunung Semeru dan Kabupaten Lumajang juga terus diguyur hujan sedang hingga deras. Ini menyebabkan banjir lahar dingin yang membawa material sisa erupsi. Dia meminta masyarakat yang berada di daerah aliran sungai diminta untuk mewaspadai hal tersebut.

Saat ini tingkat akivitas Gunung Api Semeru masih pada level IV atau awas. Karena itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 19 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi).

"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak," katanya.

Selain itu, masyarakat juga diminta agar mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement