REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pimpinan Quantum Akhyar Institut Ustaz Adi Hidayat menjelaskan tentang beberapa kemuliaan yang akan diperoleh orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah sebagaimana terdapat dalam Alquran surat al-Fajr ayat 27-30.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي
"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam surga-Ku."
Pertama, menurut UAH, orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah mendapatkan kemuliaan dari segi panggilan dengan panggilan an nafsul muthmainnah. Orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah, jiwanya tenang (an nafsul muthmainnah).
UAH menjelaskan, dalam surah al-Fajr ayat 27, Allah SWT memanggil orang yang meninggal dalam kondisi ini dengan lafaz ya ayyatuhan nafsul muthmainnah (wahai jiwa yang tenang).
Bahkan, saking tenangnya jiwa orang tersebut, dalam sejumlah riwayat digambarkan tentang suasana kebahagiaan yang sangat tinggi, nyaman, tidak terasa ketika ruh keluar dari jasad, hingga hadir senyuman di wajah orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
"Cara pulangnya begitu indah. Ada yang senyum mengajar, meninggal. Senyum membaca Alquran, meninggal. Orang-orang yang mendapatkan status nafsul muthmainnah, cara wafatnya itu luar biasa. Dan peluang mendapatkan itu dibuka Allah SWT bagi setiap hamba yang memang menginginkan status itu," kata UAH dalam program Kajian Spesial di Masjid Istiqomah Bandung beberapa waktu lalu yang juga ditayangkan melalui kanal Adi Hidayat Official.
Kedua, kemuliaan orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah adalah akan kembali kepada Allah SWT dengan hati yang puas dan diridhai Allah SWT.
UAH menjelaskan ketika seorang hamba telah mendapatkan nafsul muthmainnah maka semua yang dikerjakan hamba tersebut diridhai Allah SWT dan hamba tersebut juga ridha terhadap ketentuan Allah SWT.