Rabu 07 Dec 2022 12:18 WIB

Ukraina Kritik Tajam India karena Tingkatkan Pembelian Minyak Rusia 

India telah meningkatkan pembelian minyak murah Rusia enam kali lipat sejak perang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Dmytro Kuleba, Menteri Luar Negeri Ukraina, berbicara kepada media selama pernyataan di depan Kastil Weissenhaus selama Kelompok G7 dari kekuatan ekonomi demokratis terkemuka di resor Weissenhaus di Weissenhaeuser Strand, Jerman, Jumat, 13 Mei 2022.
Foto: Marcus Brandt/DPA via AP
Dmytro Kuleba, Menteri Luar Negeri Ukraina, berbicara kepada media selama pernyataan di depan Kastil Weissenhaus selama Kelompok G7 dari kekuatan ekonomi demokratis terkemuka di resor Weissenhaus di Weissenhaeuser Strand, Jerman, Jumat, 13 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengkritik tajam India karena meningkatkan pembelian minyak dari Rusia. Dia menilai, tindakan New Delhi tidak pantas secara moral.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi India, NDTV, yang disiarkan Selasa (6/12/2022), Kuleba mengatakan, tidak ada pembenaran untuk membeli minyak Rusia dengan argumentasi bahwa Eropa melakukan hal serupa. “Ini secara moral tidak pantas,” ujarnya.

Baca Juga

“Karena Anda membeli minyak murah bukan karena orang Eropa tetapi karena kami, penderitaan kami, tragedi kami, dan karena perang yang dilancarkan Rusia melawan Ukraina,” kata Kuleba menambahkan.

India telah meningkatkan pembelian minyak murah Rusia enam kali lipat sejak perang di Ukraina pecah pada Februari lalu. Menurut laporan media-media domestik India, saat ini Moskow menjadi pemasok minyak mentah utama negara tersebut. India sempat menyampaikan bahwa dengan jutaan warga miskin di negara mereka terpukul keras oleh kenaikan harga komoditas global akibat perang, pemerintah tidak punya pilihan selain membeli minyak termurah.

Pada Senin lalu (5/12/2022), Menteri Luar Negeri India S Jaishankar mengatakan, biaya negaranya didorong oleh negara-negara Eropa yang sekarang membeli lebih banyak minyak dan gas dari Timur Tengah. “Timur Tengah secara tradisional adalah pemasok utama untuk ekonomi seperti India. Jadi ini juga menekan harga di Timur Tengah,” ucapnya.

Sejauh ini, India masih “menolak” bergabung dengan Barat dalam mengecam agresi Rusia ke Ukraina. Perdana Menteri India Narendra Modi sempat melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT Shanghai Cooperation Organization (SCP) yang digelar di Samarkand, Uzbekistan, 16 September lalu. Dalam pertemuan itu, Modi menyampaikan kepada Putin bahwa saat ini bukan waktunya untuk perang.

“Saya tahu bahwa era hari ini bukanlah era perang, dan saya telah berbicara dengan Anda di telepon tentang ini,” kata Modi kepada Putin dalam pertemuan tersebut. Modi pun menyampaikan bahwa demokrasi, diplomasi, dan dialog adalah serangkaian faktor yang menjaga dunia tetap bersama.

Merespons pernyataan Modi, Putin mengungkapkan bahwa dia memahami kekhawatiran pemimpin India itu terkait konflik di Ukraina. “Saya tahu tentang posisi Anda dalam konflik di Ukraina, dan saya tahu tentang kekhawatiran Anda. Kami ingin semua ini berakhir secepat mungkin,” ucap Putin.

Selain itu, Putin sempat menyinggung tentang ekspor pupuk Rusia ke India. “Perdagangan kami berkembang, berkat tambahan pasokan pupuk Rusia ke pasar India, yang telah tumbuh lebih dari delapan kali lipat. Saya berharap ini akan sangat membantu sektor pertanian India,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement