Sosialisasi Anti-Gangster Digelar di Sekolah
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sosialisasi Anti Gangster Digelar di Sekolah (ilustrasi). | Foto: rumah zakat
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Jajaran Forkopimda Kota Surabaya terus mengantisipasi maraknya aksi gengster di Kota Pahlawan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi dan inspeksi mendadak (Sidak) serta melakukan razia handphone milik pelajar di sekolah. Seperti yang dilakukan Polrestabes Surabaya di SMK Negeri 7 Surabaya.
Wakasat Binmas Polrestabes Surabaya, AKP Achmadi mengatakan razia tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya hal-hal negatif pada pelajar, terutama setelah merebaknya aksi gengster. Dalam razia yang dilakukan, pihaknya mengecek percakapan WhatsApp dan media sosial lainnya.
"Kita cek HP perwakilan pelajar di sini, ada tidak di antara adik-adik di sini, ada WA group yang mengajak kegiatan tidak baik," ujar Achmadi, Rabu (7/12).
Achmadi menjelaskan, pengecekan tersebut dilakukan secara acak, mengingat keterbatasan waktu dan jumlah siswa yang cukup banyak. "Kalau diperiksa semua tidak mungkin, karena siswa ada 2.000. Hanya 150 sampai 200 siswa yang kita laksanakan pemeriksaan HP secara random," kata dia.
Achmadi menyampaikan, dari ratusan handphone yang dilakukan pengecekan tersebut, tidak ditemukan percakapan WhatsApp yang mengarahkan pada aksi tawuran. Achmadi menegaskan, pihaknya bakal menyasar sekolah-sekolah lain untuk mengantisipasi aksi gengater tersebut.
"Bukan hanya di sekolah ini saja (SMK 7), kami juga akan datang ke sejumlah sekolah di Kota Surabaya secara bergiliran," ujarnya.
Kasi Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Muchamad Fakih menyampaikan, kegiatan dimaksud merupakan langkah awal untuk mencegah pelajar tidak terpengaruh oleh kegiatan-kegiatan dari perkumpulan gangster yang sedang marak di Surabaya. Pihaknya melakukan penyuluhan kepada pelajar sekaligus melakukan sidak dan razia handphone milik para pelajar.
"Untuk antisipasi dini adanya keterlibatan pelajar dalam kelompok gangster," kata Fakih.
Wakil Kepala SMKN 7 Surabaya bidang Kesiswaan, Joko Catur berterima kasih kepada pihak kepolisian atas digelarnya kegiatan tersebut. Menurutnya, dengan adanya razia tersebut, pihak sekolah bisa mengantisipasi lebih dini adanya kegiatan yang mengarah pada aksi tawuran.
"Kalau memang siswa kita ada yang terlibat bisa kita tangani lebih awal, sehingga tidak merembet ke siswa kita yang lain," ujarnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi geram atas maraknya gengster di Kota Pahlawan. Sebab, kemunculan kelompok tersebut membuat masyarakat resah dan kerap menimbulkan gejolak sosial. Itu tak lain karena dalam menjalankan aksinya, anggota gengster kerap membawa senjata tajam.
Eri menegaskan, pihaknya tidak akan berhenti melakukan patroli, terutama di wilayah-wilayah perbatasan untuk mencegah aksi gengster tersebut. Patroli gabungan dilakukan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan sadar dan peduli untuk menjaga di wilayahnya tempat tinggalnya. Bahkan, Pemkot Surabaya juga melakukan penjagaan ketat di area perbatasan kota.
"Kita juga menjaga di setiap perbatasan Kota Surabaya, seperti perbatasan Surabaya dengan Kabupaten Gresik dan Sidoarjo. Sebab, dari hasil razia kemarin, kita tangkap ada 12 orang, 5 di antaranya warga dari luar Surabaya," kata Eri.