REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Turki telah menyingkirkan semua rintangan untuk memerangi terorisme, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (6/12/2022)
Berbicara di pertemuan Konfederasi Asosiasi Pengusaha Turki (TISK) di ibu kota Ankara, Erdogan mengatakan, "Sikap Barat dalam perang melawan terorisme terbukti, tetapi Turki telah mengatasi semua hambatan untuk memerangi terorisme."
Turki telah mengakhiri terorisme dari sumbernya, kata Erdogan, dan mengecam mereka yang mengkritik upaya kontra-teror Ankara di wilayah Ayn al-Arab.
"Kobani (Ayn al-Arab) sudah selesai (dalam upaya melawan teroris) di Idlib, di Kobani, kami mengambil semua tindakan yang diperlukan, kami telah mengambil, dan kami akan mengambil tindakan tepat mulai sekarang," tutur Erdogan.
Teroris YPG/PYD/PKK berusaha merekrut anggota dari wilayah Ayn al-Arab, Qamishli, al-Malikiyah, Darbasiyah, al-Hasakah, Raqqa, Deir ez-Zor, dan Manbij di Suriah.
Turki menuntut agar kelompok teroris itu keluar dari Manbij, yang diduduki oleh YPG/PKK pada Agustus 2016.
Dalam lebih dari 35 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK – terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa – bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi.
YPG adalah cabang PKK di Suriah.
"Ketika kita menghadapi ancaman terhadap kedaulatan kita, kita dapat mencapai kemenangan yang tidak diharapkan siapa pun," tutur presiden Turki itu.
Turki, kata Erdogan, sekarang telah membuat keputusannya sendiri dalam politik, ekonomi, diplomasi, dan militer, dan juga menciptakan infrastrukturnya sendiri dan menetapkan tujuannya sendiri.
"Nasib kita tidak lagi berada di tangan siapa pun. Sekarang bangsa kita menentukan nasib kita," tukas Erdogan.