Rabu 07 Dec 2022 17:39 WIB

'Green' Diet Mediterania Ampuh Lawan Lemak Perut, Ini Alasannya

'Green' Diet Mediterania lebih banyak mengonsumsi sayuran hijau dan nabati.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
'Green' Diet Mediterania lebih banyak mengonsumsi sayuran hijau dan nabati.
Foto: www.piqsels.com
'Green' Diet Mediterania lebih banyak mengonsumsi sayuran hijau dan nabati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak jenis diet atau pola makan, salah satunya Mediterania yang cukup populer. Diet Mediterania dianggap dapat menawarkan berbagai manfaat kesehatan, seperti untuk jantung yang lebih baik, penurunan berat badan, hingga penurunan risiko penyakit Alzheimer. 

Kini sebuah studi baru telah menemukan bahwa diet ini juga lebih efektif untuk mengurangi lemak visceral. Hanya saja namanya sedikit berbeda yakni dikenal sebagai diet Mediterania ‘hijau’.

Baca Juga

Studi yang dipublikasikan di BMC Medicine ini melibatkan 294 peserta yang mengambil bagian dalam uji coba yang berlangsung selama 18 bulan. Mereka yang terlibat diminta untuk makan makanan tertentu, salah satunya adalah diet hijau Mediterania. 

Perbedaan utama antara diet khas Mediterania dan diet hijau Mediterania adalah bahwa versi hijau lebih berfokus pada polifenol dengan protein nabati hijau. Selain itu juga lebih sedikit daging merah atau daging olahan.

Parameter untuk diet Mediterania hijau dalam studi khusus ini termasuk mengkonsumsi 28 gram kenari setiap hari bersama dengan tiga sampai empat cangkir teh hijau dan 100 gram kocok duckweed. Ini menawarkan protein, zat besi, dan B12, serta vitamin, mineral, dan polifenol lainnya.

Diet Mediterania hijau dibandingkan dengan diet khas Mediterania, serta diet yang dianggap sehat karena mengikuti pedoman. Hasilnya menunjukkan pola makan yang sehat dapat mengurangi lemak visceral sebesar 4,2 persen. Sedangkan pola makan Mediterania menguranginya sebesar 6 persen. Pada saat yang sama, diet Mediterania hijau mengurangi lemak visceral sebesar 14,1 persen.

"Pengurangan 14 persen lemak visceral adalah pencapaian dramatis untuk membuat perubahan sederhana pada pola makan dan gaya hidup Anda," kata mahasiswa doktoral Dr Hila Zelicha, yang terlibat dalam penelitian tersebut, menurut EurekAlert, dikutip Rabu (7/12/2022).

Di luar itu, Zelicha menjelaskan penurunan berat badan merupakan tujuan penting, hanya jika disertai dengan hasil yang mengesankan dalam mengurangi jaringan adiposa. Penelitian ini mendukung manfaat pola makan dengan lebih banyak tanaman.

“Itu memberikan peningkatan serat dan nutrisi tanaman lainnya, bersama dengan lebih sedikit daging merah,” maga Kim Kulp, RD dari The Gut Health Connection, kepada EatThis.

Namun, itu hanya satu studi, dan peneliti akan membutuhkan lebih banyak studi untuk melihat manfaat ini lebih besar daripada diet Mediterania yang lebih tradisional. Kulp juga menjelaskan perbedaan utama antara diet hijau Mediterania dan diet khas Mediterania. 

Diet khas Mediterania kebanyakan mencakup makanan nabati seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan polong-polongan. Di luar itu, ikan cukup ditekankan, dengan unggas, keju, dan yogurt dalam jumlah sedang. Terakhir, sedikit atau tidak ada daging merah yang disertakan, dan minyak zaitun adalah sumber utama lemak tambahan.

Di sisi lain, Kulp mengatakan bahwa Diet Mediterania hijau mengambil satu langkah lebih jauh. Kedua diet tinggi serat dan fitonutrien (nutrisi tanaman). Diet Mediterania Hijau sangat tinggi polifenol, merupakan jenis antioksidan yang telah terbukti melindungi dari penyakit jantung, kanker, dan peradangan.

Pada saat yang sama, Kulp menambahkan, ada beberapa obat yang dapat dipengaruhi oleh peningkatan dan penurunan komponen makanan tertentu. Selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli diet terdaftar, sebelum melakukan perubahan besar pada diet.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement