Rabu 07 Dec 2022 17:50 WIB

Saham Blue Chip Berguguran, IHSG Longsor Hingga 1,07 Persen

Sektor transportasi dan logistik mengalami pelemahan terdalam.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang perdagangan hari ini, Rabu (7/12/2022), ditutup melemah sebesar 73 poin atau terpangkas 1,07 persen ke level 6.818,75.

Sektor transportasi dan logistik mengalami pelemahan terdalam dan diikuti teknologi, keuangan, infrastruktur, barang baku, konsumen primer, konsumen non-primer dan industri. Nilai yang ditransaksikan mencapai Rp 16,12 triliun. 

Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, pelemahan IHSG sejalan dengan pasar saham global yang terpantau mengalami tekanan. Aktivitas perdagangan internasional China cenderung melambat.

"Neraca dagang China mengalami penurunan menjadi 70 miliar dolar AS pada November 2022 yang turut mempengaruhi pasar. Hal tersebut juga terjadi pada IHSG yang sudah turun menembus level psikologis 6.800-an," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Rabu (7/12/2022). 

Menurut riset, daya tahan IHSG seolah perlahan terkikis dipicu oleh kasus Covid-19 yang meningkat. Penurunan sektor teknologi dan kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi ke depan yang diprediksi melambat turut menekan IHSG. 

Meski demikian, pada saat yang sama laporan cadangan devisa menunjukkan perbaikan. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, cadangan devisa meningkat menjadi 134 miliar dolar AS pada November 2022 setelah sebelumnya terus bergerak turun. 

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah dengan besaran koreksi sebesar 1,69 persen. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya TLKM, MIKA, INDF, ADRO dan TPIA. Sedangkan, saham-saham yang mendominasi penurunan di antaranya BMRI, BBCA, BBRI, GOTO, dan ASII.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement