Rabu 07 Dec 2022 19:55 WIB

Menlu Rusia: NATO akan Merangsek ke Asia-Pasifik

Rusia sebut setelah masuk Asia-Pasifik, NATO akan mengklaim garis pertahanan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan segera memasuki kawasan Asia-Pasifik. Setelah itu, NATO akan mengklaim garis pertahanan blok tersebut di Laut China Selatan yang dipersengketakan.
Foto: AP/Achmad Ibrahim
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan segera memasuki kawasan Asia-Pasifik. Setelah itu, NATO akan mengklaim garis pertahanan blok tersebut di Laut China Selatan yang dipersengketakan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan segera memasuki kawasan Asia-Pasifik. Setelah itu, NATO akan mengklaim garis pertahanan blok tersebut di Laut China Selatan yang dipersengketakan.

“Bukan jika, tapi kapan. Dan itu akan terjadi segera, NATO merangsek ke kawasan Asia-Pasifik,” kata Lavrov saat berbicara di forum Primakov Readings, Rabu (7/12/2022), dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.

Lavrov berpendapat, NATO akan mengklaim sekali lagi bahwa kebijakan pertahanan tetap berlaku. “Dan NATO adalah aliansi pertahanan. Hanya saja garis pertahanan mereka akan terletak di Laut China Selatan,” ucapnya.

Laut China Selatan merupakan wilayah yang dipersengketakan antara China dan beberapa negara Asia Tenggara. Negeri Tirai Bambu mengklaim sebagian besar wilayah perairan strategis tersebut sebagai bagian dari teritorialnya. Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu anggota NATO yang turut vokal menyuarakan penentangan atas klaim Beijing atas wilayah Laut China Selatan.

Bulan lalu, Lavrov sudah sempat menyampaikan pendapatnya tentang keinginan NATO mengambil peran utama di kawasan Asia-Pasifik. Dia mengatakan, NATO sudah tidak menjadi aliansi defensif murni. Mereka menjadi aliansi demikian ketika Uni Soviet dan Pakta Warsawa masih eksis. Menurut Lavrov, karena Uni Soviet dan Pakta Warsawa tak ada lagi, tidak jelas dari siapa NATO mempertahankan atau membela diri mereka.

“Mereka (NATO) telah memindahkan garis pertahanan ini lebih dekat ke perbatasan kami (Rusia) beberapa kali. Sekarang mereka mengumumkan di KTT Madrid musim panas ini bahwa mereka memiliki tanggung jawab global dan bahwa keamanan Euro-Atlantik dan Wilayah Indo-Pasifik tidak dapat dipisahkan," kata Lavrov kepada awak media setelah berpartisipasi dalam East Asia Summit di Phnom Penh, Kamboja, 13 November lalu.

“Faktanya, mereka sekarang mengklaim bahwa mereka akan memainkan peran utama di sini (kawasan Asia-Pasifik) dan sudah menggeser apa yang disebut garis pertahanan ke Laut China Selatan,” ujar Lavrov menambahkan.

Lavrov khawatir jika NATO “memiliterisasi” kawasan Asia-Pasifik. Moskow, kata Lavrov, secara terus terang menguraikan penilaiannya terkait hal ini dalam East Asia Summit.

“Sayangnya, hal ini tidak akan membuat AS dan sekutunya mempertimbangkan kepentingan sebagian besar negara yang ada di sini. Tapi kami akan terus menyampaikan posisi kami, meskipun tidak ada konsensus di ASEAN tentang bagaimana melanjutkan bidang keamanan di kawasan ini. Jadi jika tujuannya adalah untuk menabur keraguan di ASEAN dan mencoba melemahkan posisi monolitik mereka, maka Amerika telah mencapai tujuan mereka," ucapnya.

Lavrov mencatat, posisi sebagian besar negara ASEAN fokus membela kepentingannya sendiri dan tidak mensubordinasikan tindakan ASEAN pada pemain ekstra-regional. “Para mitra kami menilai tinggi posisi Rusia, posisi China, yang mendukung pelestarian peran sentral ASEAN,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement