Rabu 07 Dec 2022 18:47 WIB

Kementan Janji Sediakan Beras 600 Ribu Ton, Bulog: Hanya Ada 166 Ribu Ton

Ketersediaan beras yang tersedia jauh dari data yang diberikan kepada Bulog.

Rep: dedy darmawan nasution/ Red: Hiru Muhammad
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyampaikan realisasi penyerapan beras hanya mencapai 166 ribu ton dari janji Kementerian Pertanian dua pekan yang lalu mengklaim akan menyiapkan beras sebanyak 600 ribu ton.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, mengatakan, pihaknya melakukan pemeriksaan langsung penggilingan sesuai data yang diberikan Kementan. Namun nyatanya, ketersediaan beras yang tersedia jauh dari data yang diberikan kepada Bulog.

Baca Juga

"Sampai 5 Desember 2022, Bulog hanya bisa menyerap 166 ribu ton. Ini yang bisa kita lakukan dalam penyerapan," kata Buwas, sapaan akrabnya dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR, Rabu (7/12/2022).

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV pada 23 November 2022 lalu, Kementan berjanji akan menyiapkan 600 ribu ton beras untuk Bulog bahkan hanya dalam enam hari sehingga tidak perlu dilakukan impor. Kementan mengklaim telah memberikan data rincian keberadaan beras tersebut untuk selanjutnya diserap oleh Bulog.

Buwas mengatakan, data Kementan dengan data yang diterima oleh Bulog terkait ketersediaan beras sama. Hanya saja, hasil pengecekan ulang oleh Bulog di lapangan tidak sama.

Selain itu, ia mengaku para penggilingan secara sepihak kembali menaikkan harga. Dari kontrak harga beras Rp 10.200 per kg, harga dinaikkan oleh penggilingan menjadi Rp 11 ribu per kg. Bulog, kata Buwas, tidak dapat mengikuti harga pasar terlalu tinggi karena nantinya berkaitan dengan harga jual beras dalam operasi pasar. 

Ia pun menegaskan, pemeriksaan data dengan kondisi riil itu melibatkan Satgas Pangan dan TNI sekaligus dinas pangan setempat. "Dicek di lapangan data tidak sebanyak itu. Ini bukan kata saya, karena yang menyaksikan ada Satgas Pangan dan itu dicek. Saya bukan cari kesalahan, tapi ini untuk kebaikan dan kebenaran," katanya.

Buwas menegaskan, jika barang tersedia sesuai kontrak harga Bulog pasti akan menyerap karena diberi tugas oleh pemerintah untuk menambah pasokan cadangan. Namun, lantaran Bulog hanya mendapatkan data dari Kementan, Bulog harus melakukan verifikasi untuk dapat direalisasikan. "Saya maunya terima beras bukan terima data. Karena kami terima data, maka saya cek," ujarnya.

Tercatat, total cangan beras Bulog hanya tersisa 494,2 ribu ton. Sementara, opersi pasar Bulog mesti terus dilakukan untuk meredam gejolak harga di akhir tahun.

Lebih detail stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang digunakan untuk operasi pasar hanya 295,3 ribu ton sedangkan sisanya 198,8 ribu ton merupakan beras komersial. Buwas mengatakan, akan mengkonversi beras komersial yang dimiliki menjadi CBP sehingga dapat digunakan untuk operasi pasar.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement